TAG
Eko Listiyanto
Berita
-
INDEF Nilai Tindakan PPATK Blokir Rekening Tidak Aktif Bisa Buat Masyarakat Enggan Menabung
INDEF menyebut langkah PPATK blokir rekening dormant atau tidak aktif bisa memicu masyarakat enggan menabung di bank.
-
Ekonom INDEF Sebut Tindakan PPATK Blokir Rekening Tidak Aktif Terlalu Ekstrem dan Gegabah
Direktur Pengembangan Big Data INDEF Eko Listiyanto menilai kebijakan pemblokiran rekening oleh PPATK sebagai kebijakan ekstrem.
-
Infrastruktur Sistem Pembayaran Nasional Topang Kedaulatan Ekonomi Digital Indonesia
Salah satu yang memiliki peran penting dalam ekosistem infrastruktur sistem pembayaran digital ini adalah lembaga switching.
-
Tahun Depan PPN Naik 12 Persen, Harga Tiket Pesawat Diprediksi Bakal Makin Mahal
Harga tiket pesawat disebut akan lebih mahal bila tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik dari 11 persen menjadi 12 persen
-
Ekonom INDEF Ingatkan Pemerintahan Prabowo, Harus Siap Dihakimi Pasar Jika 'Ngemplang' Bayar Utang
Per 30 April 2024, total utang jatuh tempo pemerintah di tahun 2025 saat Prabowo mulai berkuasa akan mencapai Rp 800,33 triliun.
-
Ekonom Pesimis Badan Penerimaan Negara Bentukan Prabowo Bisa Bantu Tingkatkan Rasio Pajak RI
Presiden Terpilih RI 2024 - 2029 Prabowo Subianto berencana membentuk Badan Penerimaan Negara di pemerintahannya.
-
Ekonom Optimistis Kemenangan Prabowo-Gibran Mampu Gairahkan Investasi di Indonesia
Eko Listiyanto, merasa optimis di bawah kepemimpinan calon presiden terpilih Prabowo Subianto, investasi di Indonesia akan semakin moncer.
-
Ekonom Indef: Transformasi BUMN Jadi Badan Usaha Koperasi Kurang Tepat, Perannya Berbeda
UUD 45 secara implisit memang membagi jenis badan usaha di Indonesia jadi tiga, BUMN, BUMS, Badan Usaha Koperasi
-
Indef Dorong Pemerintah Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global di Sisa Semester
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mendorong pemerintah agar melakukan mitigasi perlambatan ekonomi global.
-
Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak Global, INDEF: Fundamental Domestik Kuat dan Rupiah Stabil
Perekenomian gobal terus mengalami tekanan karena sejumlah faktor dan mempengaruhi ekonomi Indonesia.
-
INDEF: Bank Indonessia Hadapi Tantangan Ekonomi yang Berat
Ekonomi yang saat ini mulai pulih tidak cukup untuk menstabilkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
-
Silicon Valley Bank Bangkrut, Ekonom Sebut Tak Berpengaruh Besar ke Startup dan Bank di Indonesia
Perbankan nasional yakni rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih terjaga, sehingga mampu menahan sentimen negatif dari luar.
-
IKN Nusantara Jadi Magnet Para Investor, Pengamat Dorong Pemerintah Realisasikan Komitmen Investasi
Eko Listiyanto mendorong pemerintah menindaklanjuti minat dari para investor untuk segera merealisasikan keinginannya membangun ibu kota baru.
-
Tahun Depan, Produksi CPO Indonesia Masih Akan Dominasi Pasokan Minyak Nabati Global
Departemen Pertanian AS (USDA) memprediksikan, produksi global minyak nabati pada 2022-2023 akan sebanyak 219,8 juta ton.
-
Terapkan KPKU, BUMN Bisa Memberikan Nilai Ekonomi dan Sosial yang Lebih Besar Bagi Indonesia
Penerapan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) sebagai pilar perwujudan lima fokus utama BUMN dinilai sebagai arah yang tepat.
-
Pertumbuhan Ekonomi RI Ditargetkan 5,5 Persen di 2022, Indef: Tidak Realistis
Eko Listiyanto menilai target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah tidak realistis karena ketidakpastian pada 2022 masih tinggi.
-
Indef: Demi Penanganan Pandemi, Anggaran Untuk Infrastruktur Alangkah Baiknya Dipotong
pengalihan anggaran 100 persen akan berdampak terhadap progres di berbagai proyek strategis milik Pemerintah.
-
Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di 2022, Indef: Realistisnya di Bawah 5 Persen
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 pada kisaran 5 - 5,5 persen. apa kata Indef?
-
Kasus Rp 2 T, INDEF: Aspek Cross Check Penting Sebelum Selebrasi
INDEF juga menyarankan agar sumbangan dengan nilai besar akan lebih baik diwujudkan dalam bentuk barang agar lebih mudah untuk aspek transparansinya
-
Gairahkan Ekonomi, Tak Cukup dengan Penurunan Suku Bunga Kredit
Menurutnya, tingginya biaya dana dan operasional di bank BUMN, turut menjadi penyebab tidak menurunkan bunga secara cepat