JAGA dan Gojek SHIELD, Jurus Selamat dari Dering Telepon Penipu Magis
Upaya penipuan terhadap Yulianti dan Dhea disebut sebagai penipuan berteknik rekayasa sosial atau memanipulasi psikologi (magis).
Penulis:
Daryono
Editor:
Citra Agusta Putri Anastasia
Lantaran tidak membawa uang tunai, Yulianti kembali di rumah untuk mengambil uang.
Beruntung saat tiba di rumah, ia teringat dengan adik iparnya yang memiliki teman kuliah dan bekerja di kantor Gojek.
Ia pun berinsiatif menghubungi adik iparnya agar ditanyakan kepada temannya yang bekerja di kantor Gojek.
Teman adik ipar Yulianti mengatakan tidak ada bagi-bagi hadiah Gopay dan hal itu merupakan penipuan.
Baca juga: Survei LD FEB-UI: 93 Persen Konsumen Bilang Level Keamanan Gojek Lebih Tinggi dari Standar Industri
Yulianti kemudian diberikan nomor customer service Gojek untuk melakukan konfirmasi secara resmi.
Setelah diperoleh kepastian bahwa bagi-bagi Gopay gratis itu adalah penipuan, Yulianti akhirnya mengabaikan telepon dari pelaku penipuan.
Setelah itu, akun Gojek Yulianti diproses ulang dan diberikan kode OTP baru.
“Oleh customer service Gojek, aku dikasih nomor pin baru dan disampaikan jangan sampai orang lain tahu,” ujar wanita berusia 36 tahun ini.
Yulianti mengaku tergiur dengan iming-iming Gopay gratis itu karena nilai yang harus ia bayar masih di bawah dari nilai Gopay yang dijanjikan.
“Pikirku (uang yang harus aku bayar) masih di bawah Rp 1 juta, lebih rendah dari Gopay-nya yang Rp 2 juta. Jadi aku berangkat ke ATM. Kalau saldoku cukup, mungkin aku udah kena (tipu),” kenang dia.
Penipuan serupa juga menyasar mitra merchant GoFood.
Hal itu dialami oleh Ardhea Mustika Sari, pemilik usaha Sosis Gajahan di Solo, Jawa Tengah yang terdaftar sebagai mitra merchant GoFood.
Ia awalnya ditelepon oleh seseorang yang mengaku sebagai customer service Gojek.
“Kejadiannya pada 29 Agustus 2020 lalu. Suaranya memang meyakinkan customer service gitu. Dia menawarkan memberi sharing profit GoFood yang lebih rendah, dari 20 persen ke 10 persen,” katanya, Kamis (15/10/2020).

Dhea, sapaan akrabnya, sempat bertanya mengapa kebijakan soal perubahan profit sharing itu tidak disampaikan secara terbuka di website resmi Gojek.