Adopsi IoT dan Cloud Bikin Trafik Data Industri Infrastruktur Fiber Optik Melonjak
Adopsi IoT dan layanan cloud serta persiapan 5G membuat trafik data di perusahaan penyedia infrastruktur fiber optik melonjak tinggi.
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adopsi internet of things (IoT) dan layanan cloud serta persiapan 5G membuat trafik data di perusahaan penyedia infrastruktur fiber optik melonjak tinggi.
Hal itu dihadapi oleh PT Cendikia Global Solusi (CGS), salah satu penyedia infrastruktur fiber optik independen di Indonesia.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan perusahaan menghadapi tantangan keterbatasan skalabilitas serta risiko single point of failure.
Menghadapi hal tersebut, perusahaan mengimplementasi teknologi Shortest Path Bridging (SPB) untuk menyederhanakan pengelolaan jaringan sekaligus memastikan keandalan konektivitas nasional.
Bagi CGS, implementasi teknologi SPB juga untuk memodernisasi jaringan. Teknologi Shortest Path Bridging (SPB) sendiri dipasok oleh Alcatel-Lucent Enterprise (ALE).
CEO CGS, Aripin, menegaskan transformasi ini menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan perusahaan. Implementasi SPB membuat perusahaannya bisa menghemat biaya hingga 15 persen.
"Selain itu juga membuat layanan kami beroperasi hampir tanpa downtime. Ini memberikan pengalaman yang lebih lancar bagi pelanggan sekaligus memperkuat kinerja keuangan perusahaan,” kata Aripin dikutip dari Kontan, Rabu (27/8/2025).
Dari sisi industri, teknologi SPB menghadirkan nilai tambah dengan kecepatan konvergensi jaringan kurang dari satu detik, skalabilitas hingga 100G, serta sistem keamanan berbasis Zero Trust.
Bagi CGS, keandalan teknologi ini selain meningkatkan efisiensi operasional, juga membuka peluang ekspansi layanan digital baru di masa depan.
Baca juga: Kabel Serat Optik di Laut Baltik Rusak, Muncul Dugaan Sabotase, NATO Tugaskan Kapal Patroli
"Dengan infrastruktur dari ALE, CGS siap memperluas kapasitas jaringan, melayani pelanggan baru, menghadirkan layanan baru dengan lebih efisien, dan memberikan pengalaman pengguna yang andal serta konsisten di seluruh Indonesia," pungkasnya.
Dalam jangka panjang, perusahaan juga bisa memperkuat daya saing industri telekomunikasi lewat ketersediaan layanan hampir tanpa downtime.
Baca juga: Diprediksi Bakal Gerus Daya Saing, Pengusaha Industri Kabel Serat Optik Keluhkan Permendag 8/2024
CGS berdiri pada 2009 sebagai salah satu pemain di industri infrastruktur serat optik di Indonesia. Perusahaan kini mengoperasikan lebih dari 5 ribu kilometer kabel fiber optik di 30 provinsi. Namun,
Laporan Reporter: Leni Wandira | Sumber: Kontan
Sumber: Kontan
Saat Dua Menteri Era Jokowi, Yaqut dan Nadiem Kompak Ucapkan Alhamdulillah Usai Diperiksa KPK |
![]() |
---|
Reaksi 2 Eks Menteri Jokowi Dipanggil KPK: Nadiem Irit Bicara, Yaqut Akui Diperiksa soal Kuota Haji |
![]() |
---|
2 Menteri Era Jokowi Diperiksa KPK, Ada Gus Yaqut dan Nadiem Makarim, Jubir KPK: Masih Penyelidikan |
![]() |
---|
Tiba di KPK, Nadiem Bungkam Ditanya Kesiapan Jadi Tersangka Kasus Google Cloud |
![]() |
---|
Nadiem Makarim Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Google Cloud |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.