Tribunners / Citizen Journalism
Tragedi Rafah Tunjukkan Matinya Semua Perangkat Hukum Internasional di Jalur Gaza
Sekurangnya 45 orang tewas akibat pengeboman membabibuta yang membakar kamp pengungsi di dekat perbatasan Mesir-Jalur Gaza, Senin (27/5/2024).
Editor:
Setya Krisna Sumarga
Tapi ini sangat menarik karena akan diuji apakah Washington benar-benar bisa mengendalikan Israel atau tidak.
Jawaban sementaranya, ternyata Gedung Putih pun tidak sanggup mengontrol Israel. Joe Biden dan elite Washington ternyata tidak memiliki garis merah itu.
Kemarahan elite Eropa atas insiden ini, seperti ditunjukkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, juga tak banyak artinya.
Sikap mereka yang hipokrit, menjadikan setiap insiden kemanusiaan di Palestina tampak seperti kosmetik saja bagi mereka.
Tampak peduli dan manis terhadap penderitaan Palestina, tapi tetap mengalirkan dukungan politik, bahkan dana dan senjata untuk rezim Tel Aviv.
Ini persoalan mendasar bagi banyak pemimpin dan negara di Eropa, AS, dan juga kawasan lain dalam konteks konflik Israel-Palestina.
Dari sekian realitas global, Iran lah satu-satunya negara dan kekuatan di dunia yang menunjukkan perlawanan terbukanya terhadap Israel.
Baik langsung, seperti ditunjukkan saat Iran menggempur Israel menggunakan rudal balistik dan drone, atau tak langsung lewat elemen-elemen pro-Iran di Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman.
Turki, yang pemimpinnya gembar-gembor membela Palestina, tidak mampu melakukan seperti yang dikerjakan Iran.
Tayyip Erdogan tersandera ambivalensi Turki, yang menjaga hubungan diplomatiknya dengan Israel, tapi berusaha jadi pembela Palestina dari dunia Arab dan Asia.
Dalam pernyataanya, Tayyip Erdogan bersumpah Ankara akan melakukan segala daya untuk memastikan “orang barbar” yang melakukan serangan terhadap Rafah diadili.
Erdogan kembali membandingkan PM Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler, mengklaim orang itu “meniru” diktator Nazi Jerman.
Netanyahu dan jaringan pembunuhnya menurut Erdogan, mencoba memperluas cengkeraman mereka pada kekuasaan dengan membantai orang-orang Palestina karena gagal mengalahkan perlawanan Palestina.
Pemimpin Turki tersebut mengklaim Israel telah menunjukkan dirinya sebagai negara teror dengan menyerang kamp pengungsi Palestina.
Tapi Erdogan sejauh ini ya hanya berhenti di retorika belaka. Turki masih menikmati transaksi ekonomi yang besar dengan Israel.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kamp Pengungsi Rafah
Israel Bombardir Rafah
Israel Serang Kota Rafah
agresi Israel di Rafah
Israel Serang Rafah
Benjamin Netanyahu (PM Israel)
Josep Borrell
Uni Eropa
Presiden Prancis Emanuel Macron
Kadin: Uni Eropa Pasar Menarik Bagi Indonesia |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Ajak Eropa Investasi Rumah Sakit di RI, RS Lokal Punya Peluang Naik Kelas |
![]() |
---|
Prabowo Tembus IEU-CEPA, Indonesia Tak Lagi Bergantung pada AS |
![]() |
---|
3 Momen Diperingati pada Tanggal 15 Juli 2025, Apa Saja? |
![]() |
---|
Tepuk Tangan Macron dan Hormat Prabowo pada Defile Prajurit TNI di Bastile Day |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.