Tribunners / Citizen Journalism
Candaan Wamen Perlindungan Pekerja Migran: Tidak Boleh Lebih Besar dari Menteri
Dzulfikar dipercaya Presiden Prabowo masuk kabinet merah putih sebagai Wakil Menteri RI (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)
Editor:
Erik S

Pada momen itu mas menteri juga menyampaikan komitmennya akan membantu sumbangan Rp 100 juta untuk pengembangan usaha warkop milik anak-anak muda yang juga koleganya saat masih aktif di ormas pemuda AMPI dulu.
Tiba-tiba ada nyelutuk: Daeng Wamen berapa?
“Lagi-lagi karena saya wakil maka harus tahu diri. Nilai sumbangannya tidak boleh lebih besar dari menteri. Yah,cukup setengahnya saja,” ujarnya tersenyum disambut tepuk tangan meriah para tamu dan pengunjung warkop.
Kesekian kalinya saya mendengar narasi tahu diri, paham posisi, dan porsi serba setengah darinya. Sekaligus merefleksikan attitude dan sikapnya yang bisa merasa. Membuat saya kagum dan angkat topi menaruh hormat padanya. Dengan memberikan julukan baru: Wamen ½.
Diam-diam Wamen Dzulfikar rupanya menyimpan kenangan unik ala warkop yang saat itu bernama Phoenam yang berlokasi di tempat yang lama. Masih di Jl. Wahid Hasyim. Samping kantor bank BCA. Ketika itu pertama kali ia injak warkop Phoenam Jakarta diajak Indar “Daeng Beta” Parawansa, almarhum suami Gubernur Jatim Khofifah.
Baca juga: Hoaks Video Bantuan Rp 1,5 Miliar Bagi PMI, BP2MI Lapor Kemenkominfo dan Polda Metro Jaya
“Kalau kita dipanggil kanda atau dinda, masih aman. Tapi kapan sudah disapa “Bosku” maka waspada (tagihan bill membengkak,red),” kelakarnya memecah riuh tawa pengunjung.
Saya tertarik pada pribadi Wamen satu ini. Khususnya sebagai anak muda. Ia sosok rendah hati. Sederhana. Termasuk dalam caranya berpakaian. Serba sungkan. Serba merendah. Saat ini masih tercatat Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (PM) periode 2023-2027.
Kesan saya ia bukan tipe anak muda yang ambisius. Bahkan dengan proses berkelok nan terjal yang dijalaninya memberi inspirasi keteladanan kepemimpinan berbasis Akhlakul Karimah. Itu yang diafirmasi sebagai karakter kepemimpinan ala persyarikatan Muhammadiyah.
Yang penting: setelah berlabel pejabat negara dengan posisi mentereng tetaplah jadi Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Janganlah gaya hidupnya berubah. Terjebak formalitas jabatan yang melekat pada dirinya. Malah orang justru bisa bingung. Mana Dzulfikar yang asli. Yang aktif, cerdas, cekatan, dan joke-joke ringan yang menghibur. Mungkin ini pula membuat wajah dan penampilannya lebih muda ketimbang usianya. ***(Rusman Madjulekka).
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Prabowo Subianto
Dzulfikar Ahmad Tawalla
Wakil Menteri RI
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Komentar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Soal Pembentukan Badan Industri Mineral |
![]() |
---|
Begini Jawaban Bos Boeing Soal Rencana Indonesia Borong 50 Pesawat |
![]() |
---|
KPK Bakal Dalami Temuan 4 HP di Plafon Rumah Immanuel Ebenezer: Apa Itu Memang Kebiasaannya? |
![]() |
---|
Jasman Tongi Minta Prabowo Bertindak, Tambang Ilegal Kotamobagu Meningkat Usai Pidato Kenegaraan |
![]() |
---|
Elite Golkar Bertemu Prabowo Hampir Tiga Jam di Istana, Sejumlah Hal Dibahas, Termasuk Isu Munaslub? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.