Selasa, 2 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Jokowi Didemonstrasi

Grafiti 'Adili Jokowi' Marak di Berbagai Kota, Tidak Perlu Ada yang Kebakaran Jenggot

Soal Graffiti Adili Jokowi ini tidak perlu ada yang kebakaran jenggot yang masih saja menuduh gerakan ini ada kaitannya dengan kekalahan Pilpres.

|
Editor: Dewi Agustina
TribunJogya.com/Miftahul Huda/Dok. Satpol PP Kota Yogyakarta
ADILI JOKOWI - Marak Coretan di Dinding Adili Jokowi di Yogyakarta, Rabu (5/2/2025). Roy Suryo menyebut soal Graffiti Adili Jokowi ini tidak perlu ada yang kebakaran jenggot yang masih saja menuduh gerakan ini ada kaitannya dengan kekalahan Pilpres. 

Di Indonesia uniknya Graffiti yang menggambarkan wajah yang disebut mirip Jokowi dengan tulisan "404 Not Found" sempat viral di Indonesia sebagai bentuk kritik sosial dan politik. 

Muncul sekitar tahun 2021 sebagai Graffiti besar di salah satu Kolong Flyover di seputaran Batuceper, Tangerang, "404 Not Found" dalam konteks ini digunakan sebagai simbol kritik terhadap kepemimpinan Jokowi yang menunjukkan bahwa kebijakan atau kepemimpinan yang diharapkan tidak ditemukan. 

Beberapa pengamat politik menyebutkan graffiti ini merujuk pada kebebasan berpendapat yang semakin dibatasi, terutama setelah beberapa kasus pembungkaman kritik terhadap pemerintah.

Dungunya, aparat langsung menghapus atau menimpa cat terhadap Graffiti kreatif yang disebut mirip Jokowi dan "404-Not Found" tersebut. 

Banyak muncul diskusi di media sosial mengenai batas antara Graffiti dan kebebasan berekspresi, bahkan saya sempat jadi Narasumber acara diskusi Live "Catatan Demokrasi" 17/08/21: https://youtu.be/wN9OBRO6Lt0 . 

Meski Graffiti "404 Not Found" saat itu saya katakan tidak mirip tetapi toh dihapus juga oleh aparat. 

Namun ini contoh bagaimana seni jalanan digunakan sebagai medium kritik politik yang sah sebagaimana sejarahnya sejak dulu.

Kesimpulannya, Graffiti "Adili Jokowi" ini adalah salah satu ekspresi yang sah dan dilindungi kebebasan demokrasi. 

Meskipun sebagian orang yang berpikiran picik menyebutnya dengan "Vandalisme", mereka mungkin tidak pernah belajar sejarah sebagaimana yang sudah ditulis diatas, mulai zaman Prasejarah di Gua Leang-leang Sulsel hingga zaman Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. 

Sebenarnya aksi ini tidak boleh berhenti sampai hanya Graffiti saja, Snowballing-Effect yang diikuti dengan demo hingga People-power sewarasnya dilakukan, sebagaimana yang akan saya tuliskan dalam buah pena selanjutnya, Indonesia harus bergerak dan tidak boleh hanya berserah atau yang bahkan sampai membuat sebagian masyarakat memilih aksi sesuai trending topic #KaburAjaDulu ...

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan