Tribunners / Citizen Journalism
Ketika Algoritma, Mikro-Kreator, dan AI Menjadi Fondasi Baru Pemasaran Global
Algoritma dan mikro-kreator membentuk ekonomi baru: iklan jadi pengalaman, kepercayaan jadi mata uang digital yang paling berharga.
Editor:
Glery Lazuardi
Di dunia yang jenuh oleh impresi palsu, algoritma membantu brand membeli sesuatu yang lebih berharga: kepercayaan. Tayangan organik, komentar tulus, dan interaksi nyata menjadi mata uang baru.
Jadi, algoritma bukan lagi sekadar alat teknis. Ia adalah arsitek hubungan digital, yang merancang cara brand dan audiens saling memahami, saling menghargai, dan saling menguntungkan.
Ini bukan revolusi teknologi semata—ini adalah evolusi cara kita berkomunikasi dan bertransaksi secara lebih manusiawi.
Perkembangan era digital yang begitu cepat menuntut seseorang terus berkembang dan memutar otak untuk dapat menikmati bahkan kemudahan digitalisasi sekarang ini.
Melalui Web3Quest pada 2023, sebuah sistem hadiah interaktif dan gamifikasi yang menggunakan berbagai tugas atau misi (quest) untuk menarik, mengedukasi, dan melibatkan pengguna dalam ekosistem Web3.
Mungkin tidak membayangkan bahwa hanya beberapa tahun, aplikasinya akan memimpin sebuah platform Artificial Intelligence (AI) yang mampu mengotomatisasi kampanye iklan di TikTok, YouTube dan Instagram.
Lahir di tengah tren mini-aplikasi Telegram. Berawal dari pengguna Telegram yang sudah lelah dengan iklan yang terlalu kaku. Meski begitu, pengguna tetap bersedia menyelesaikan misi, bermain kuis, dan mendapatkan hadiah.
Dari sinilah lahir kampanye pertama yang dalam hitungan minggu berhasil mengumpulkan ratusan ribu peserta.
Pada satu titik kami menyadari bahwa orang tidak menginginkan banner, mereka menginginkan pengalaman.
Itu adalah sebuah pencerahan. Menjelang pertengahan 2024, audiens Web3Quest telah mencapai 30 juta pengguna aktif bulanan, menjadikan Telegram salah satu platform pemasaran paling dinamis.
Perjalanan dari mini-game di Telegram hingga berdirinya Clipstorm menunjukkan bagaimana logika perhatian pengguna berubah secara fundamental.
Pada 2024, pusat perhatian bergeser. TikTok, Reels, dan Shorts merebut panggung utama media sosial di dunia. Hal ini membuat iklan influencer semakin mahal, sementara tingkat keterlibatan menurun. Dari sinilah kemudian muncul kekuatan baru yakni mikro-kreator.
Menurut HypeAuditor, mikro-influencer yang mempunyai 1.000 hingga 50 ribu followers atau pengikut memiliki tingkat keterlibatan rata-rata 5–7 persen .
Sementara kreator besar dengan jutaan pengikut sering kali hanya mencapai 1–2 persen.
Tak hanya itu, Studi Nielsen 2024 juga mencatat bahwa 92 persen konsumen lebih mempercayai rekomendasi mikro-kreator dibandingkan iklan tradisional.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
SBY Gelar Pameran Art for Peace and a Better Future, Gaungkan Kedamaian |
![]() |
---|
Viral Isu Soto Daging Manusia di Wonosobo, Berawal dari Video AI hingga Bikin Pedagang Ketakutan |
![]() |
---|
Semester I 2025, Investasi Sektor Ekonomi Kreatif Rp 90,12 Triliun, Jakarta Paling Diminati |
![]() |
---|
Pengamat Sebut Ada Pemain Lama di Balik Aksi Demonstrasi hingga Kekacauan yang Terjadi Pekan Lalu |
![]() |
---|
Komisi XI DPR Minta Pemerintah Jaga Iklim Usaha: Kepercayaan Investor Adalah Oksigen Ekonomi RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.