Selasa, 11 November 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Indonesia Jadi Jembatan Peradaban Dunia dalam Nilai Kebangsaan dan Harmoni

Indonesia tegaskan peran global sebagai jembatan peradaban dunia dalam World Peace Forum ke-9 di Jakarta.

Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Momen pidato pembuka World Peace Forum ke-9 di Jakarta, menegaskan komitmen Indonesia sebagai jembatan peradaban dunia. 

Indonesia telah membahas hal ini dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal OKI di Jeddah pada Desember 2024.

Dunia membutuhkan Islam yang membawa kedamaian, bukan ketakutan.

Islam yang menumbuhkan harapan, bukan perpecahan.

Pengalaman saya menjadi pembicara utama dalam China Economic and Social Forum 2025 di Xi’an, yang dihadiri oleh 120 delegasi dari 24 negara.

Dalam forum tersebut, saya membagikan pengalaman Indonesia dalam membangun harmoni antara Islam, budaya Tionghoa-Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila.

Peradaban tidak tumbuh dalam kesendirian. Ia berkembang melalui pertukaran, kerja sama, dan pembelajaran bersama.

Membangun perdamaian abadi tidak cukup hanya dengan berbicara, tetapi harus diwujudkan melalui kepemimpinan, kerja sama, dan tindakan nyata.

Indonesia berkomitmen untuk terus menjadi jembatan peradaban dunia — menjembatani perbedaan dengan kebaikan, membangun kepercayaan dengan keadilan, dan menciptakan perdamaian serta kemakmuran melalui aksi nyata.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pembuka World Peace Forum ke-9, yang digelar di Gedung MPR RI, Jakarta, dengan tema “Indonesia as a Bridge of Civilizations: From Dialogue to Global Collaboration, Strengthening Values and Creating Harmony.”

Forum ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan internasional, di antaranya Presiden Timor Leste José Ramos-Horta, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Dr. M. Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir, Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung, serta Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, selaku Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) dan juga Ketua World Peace Forum.

Turut hadir pula Tan Sri Lee Kim Yew, pendiri Cheng Ho Multi-Culture Education Trust, Malaysia; Syekh Prof. Dr. Mustafa Ceric, mantan Grand Mufti Bosnia-Herzegovina dan tokoh perdamaian dunia; bersama para diplomat, akademisi, dan perwakilan organisasi dari berbagai negara.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved