Sabtu, 8 November 2025

Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan

Literasi Nggak Kenal Waktu, Tapi Kenapa Perpustakaan di Indonesia Jarang Buka Sampai Malam?

Bayangin kalau setiap kota punya perpustakaan yang buka hingga malam dan weekend, mungkin akan lebih banyak ide, diskusi, dan karya lahir dari sana

Tribunnews/Nurfina
OPERASIONAL PERPUSTAKAAN – Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Perpustakaan bukan cuma tempat baca buku, tapi juga ruang publik untuk belajar, kerja, bahkan healing dari hiruk pikuk kota. 

TRIBUNNEWS.COM – Bagi banyak orang, perpustakaan lebih dari sekadar tempat membaca buku, tetapi juga sering menjadi “markas” favorit untuk bekerja, menulis, atau ngerjain tugas. Suasananya yang nyaman, tenang, dan minim distraksi membuat perpustakaan jadi tempat yang tepat buat kamu yang butuh fokus.

Tapi sayangnya, nggak semua perpustakaan punya jam operasional yang fleksibel. Masih banyak perpustakaan yang hanya buka hingga pukul 16.00 atau 17.00 dan di hari kerja (Senin–Jumat) saja, sementara di weekend (Sabtu dan Minggu) tutup.

Padahal, ketika jam operasional diperpanjang, hasilnya kelihatan banget, lho! Mengutip Kompas.id, Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, mencatat lonjakan pengunjung setelah uji coba perpanjangan jam operasional hingga pukul 22.00 WIB, dengan peningkatan hingga 53 persen pengunjung.

Fakta ini menunjukkan bahwa kebutuhan ruang baca di luar jam kerja memang nyata dan masyarakat sebenarnya punya keinginan kuat untuk menggunakan ruang literasi. 

Namun sayangnya, antusiasme itu belum diimbangi dengan ketersediaan ruang yang mendukung, baik di kota besar maupun daerah.

Banyak pekerja kantoran yang ingin me time produktif setelah jam kerja, mahasiswa yang kuliah sore, sampai pegiat komunitas yang sering kesulitan mengakses ruang baca publik yang buka setelah jam 5. 

Akhirnya, banyak yang memilih untuk ke kafe, walaupun kadang kurang kondusif dan sebenarnya mereka cuma butuh suasana hening dan stopkontak.

Perpustakaan di Luar Negeri Lebih Fleksibel

Kalau dibandingkan dengan negara lain, sebagian besar jam operasional perpustakaan di Indonesia tergolong cukup singkat. Misalnya, jika dibandingkan dengan Seoul Metropolitan Library yang buka pukul 09.00–21.00 pada Selasa-Jumat, pukul 18.00 pada Sabtu-Minggu, serta tutup pada Senin.

Selain itu, ada juga National Library of Singapore yang buka hingga pukul 9 malam setiap hari dan Bodleian Old Library yang menyediakan ruang baca dengan jam operasional 09.00–21.00 pada Senin–Jumat, 10.00-16.00 pada Sabtu, serta 11.00-17.00 pada Minggu.

Beberapa perpustakaan di Jepang dan Eropa juga membuka akses dengan sistem self-service, di mana pengunjung bisa membaca atau meminjam buku lewat mesin otomatis tanpa perlu diawasi petugas sepanjang waktu.

Melihat hal ini, pengelola dan pemerintah di luar negeri lebih menyadari bahwa kebutuhan akses ilmu nggak bisa dibatasi jam kerja. Banyak orang baru bisa produktif malam hari, dan perpustakaan jadi tempat aman serta nyaman buat itu.

Tantangan Operasional Perpustakaan di Indonesia

Tak dipungkiri, sebagian besar perpustakaan umum di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan operasional, mulai dari keterbatasan sumber daya manusia, anggaran, hingga fasilitas pendukung karena masih bergantung pada dana pemerintah daerah, yang notabenenya masih harus dibagi ke sektor lain. 

Akibatnya, alokasi untuk jam operasional tambahan sering kali terbentur biaya lembur pegawai, listrik, keamanan, dan pemeliharaan fasilitas.

Selain itu, minimnya digitalisasi sistem perpustakaan juga menjadi kendala. Di Indonesia, sebagian besar layanan masih manual, dari pencatatan pengunjung sampai peminjaman buku, sehingga operasional penuh waktu belum memungkinkan tanpa pengawasan langsung petugas.

Sementara di negara-negara seperti Jepang atau Korea Selatan, jam operasional bisa diperpanjang karena sudah menerapkan sistem self-access dan peminjaman otomatis.

Saatnya Akses Perpustakaan Lebih Fleksibel

Di Indonesia, baru sedikit perpustakaan yang memperluas akses dengan waktu operasional yang lebih panjang. Sejauh ini, baru Pemprov DKI Jakarta yang memperpanjang waktu operasional Perpustakaan Daerah, tapi perpustakaan umum di daerah lain masih sangat jarang yang buka sampai malam, apalagi di akhir pekan.

Maka dari itu, sudah saatnya pengelola perpustakaan di Indonesia meninjau ulang kebijakan operasional mereka untuk memperluas akses perpustakaan. Misalnya, dengan membuka area tertentu hingga malam hari menggunakan sistem shift petugas agar operasional tetap efisien. 

Selain itu, kolaborasi dengan komunitas literasi atau pihak swasta juga bisa menjadi solusi untuk membantu menanggung biaya operasional tambahan. Di sisi lain, pengembangan sistem digital seperti layanan peminjaman mandiri dan kartu anggota elektronik juga dapat dipertimbangkan sehingga perpustakaan bisa lebih mudah diakses tanpa harus bergantung sepenuhnya pada kehadiran petugas di tempat.

Kalau warung kopi bisa buka sampai dini hari demi hiburan, kenapa perpustakaan nggak bisa buka sedikit lebih lama demi pengetahuan? Toh, sudah terbukti dari data pengunjung Perpustakaan Jakarta, bukan?

Perpanjangan jam operasional mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya bisa besar. Dengan akses yang lebih fleksibel, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat menyimpan buku, tetapi juga ruang hidup bagi ide, kreativitas, dan pembelajaran sepanjang hari.

Bayangin kalau setiap kota punya perpustakaan yang buka hingga malam dan akhir pekan, mungkin akan lebih banyak ide, diskusi, dan karya lahir dari sana. Keren, kan?

Baca juga: 10 Provinsi dengan Perpustakaan Terbanyak di Indonesia: Peringkat Pertama Bukan Yogyakarta

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved