Sabtu, 4 Oktober 2025

Revitalisasi UMKM Jadi Kunci Berputarnya Roda Ekonomi yang Terimbas Pandemi

Lima bulan UMKM dan sektor ekonomi kena hantaman krisis pandemi. Realisasi sangat membuat kita prihatin. Stimulus kurang dari satu persen

TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pekerja menggoreng tempe goreng khas Bandung di toko oleh-oleh di Jalan Soekarno Hatta, seberang Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Jumat (29/5/2020). Pandemi Covid-19 yang berujung adanya larangan mudik Lebaran, berdampak pada pelaku UMKM yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan, seperti pedagang oleh-oleh khas Bandung ini yang mengalami penurunan omzet hingga 80 persen dibanding Lebaran sebelumnya. Hal tersebut karena Lebaran di tahun ini minim pembeli karena pemudiknya nyaris tidak ada. Musim Lebaran sebelumnya pedagang oleh-oleh di kawasan ini biasa menyetok tempe goreng untuk H-7 hingga H+7 sebanyak lebih dari satu ton, sementara di saat pandemi Covid-19 ditambah adanya larangan mudik produksi tempe goreng untuk penjualan selama Lebaran tidak sampai satu kuintal. (TRIBUN JABAR/KURNIAWAN) 

Belum lagi, naiknya biaya rumah tangga di saat ekonomi memburuk membuat pelaku UMKM tertekan ganda.

Dia pun menyarankan agar pemerintah secepatnya melakukan re-prioritizing.

Sandi menyebut, setiap ekonomi Indonesia terkena krisis selama ini bisa bertahan dan bangkit, lantaran peran UMKM yang amat besar dalam menggerakkan roda perekonomian.

Dia menyebut, pemerintah pusat memang sudah membuat paket kebijakan untuk membantu pelaku UMKM dengan anggaran Rp 34,15 triliun.

Sayangnya, kebijakan itu belum juga dieksekusi.

Dengan kondisi seperti itu, Sandi menyarankan, pemerintah Indonesia harus membalikkan tren saat ini.

Caranya adalah dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.

"Ini untuk sektor UMKM dan ekonomi keluarganya," kata Sandi.

Sandi melanjutkan, pelaku UMKM perlu memerhatikan beberapa indikator dalam menghadapi shifting ekonomi agar usahanya tetap berjalan.

Salah satunya adalah kesehatan finansial wajib dijaga agar UMKM bisa melalui krisis ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19.

"Indikator kesehatan usaha terutama finansial, cash is king. Indikator konsumsi dan prilaku konsumen, karena perubahan telah terjadi," kata Sandi.

Menurut Sandi, salah satu kendala yang dihadapi para pelaku UMKM dalam masa pandemi ini adalah terganggunya supply chain.

Hal itu khususnya berdampak terhadap pelaku yang bergantung pada bahan baku impor.

Sandi menyebut, efek pandemi virus corona membuat rantai pasokan barang impor kemungkinan terganggu, terutama produk kesehatan dan pangan.

Hal itu karena karena semua negara akan mengamankan cadangan pangan, alat kesehatan, dan kebutuhan strategis lainnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved