Selasa, 26 Agustus 2025

Dedolarisasi Bisa Bikin Rupiah Lebih Stabil, Begini Analisis Para Ekonom

Dedolarisasi mengganti penggunaan dolar AS sebagai mata uang untuk perdagangan lintas negara hingga perjanjian bilateral.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
HO
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. 

Poin berikutnya soal efisiensi dalam perdagangan, dimana para eksportir dan importir sebenarnya diuntungkan ketika menggunakan mata uang lokal tanpa perlu menukar dulu ke dollar AS.

Namun dedolarisasi bukan berarti tidak memiliki poin negatif.

Baca juga: BRICS akan Salip Ekonomi G7, Puluhan Negara Ingin Gabung, termasuk Indonesia

Menurut Bhima, kelemahan dalam sistem ini adalah sulitnya menggunakan mata uang lokal untuk membayar kapal yang beroperasi di jalur perdagangan lintas negara.

"Kapal-kapal berbendara asing itu maunya terima dollar, mana mau dibayar dengan quotation rupiah. Padahal 90 persen kapal untuk ekspor-impor menggunakan bendera asing," papar Bhima.

Masalah lain muncul ketika kerjasama internasional misalnya dalam hibah, pinjaman tetap dominan dalam bentuk dollar.

Jadi pengembalian cicilan pokok dan bayar bunganya juga tetap menyedot dollar.

Upaya dedolarisasi saat ini dilakukan sejumlah negara seperti China, Rusia dan Indonesia.

Terbaru, BRICS yang merupakan akronim dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, juga menjalin kerjasama membuat mata uang baru dan dipergunakan untuk perdagangan.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan