Indonesia Hadapi Problem Anti Dumping di AS, Eksportir Udang Disarankan Lirik Pasar China
China bisa menjadi salah satu pasar alternatif untuk komoditas udang ekspor Indonesia.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Choirul Arifin
lihat foto
Tribun Jambi/Zulkifli
Udang ketak atau disebut udang nenek menjadi komoditas hasil laut primadona nelayan di Kelurahan Mendahara, Kecamatan Mendahara Ilir, Tanjung Jabung Timur.
Cakupan udang asal Indonesia yang dikenakan petisi meliputi seluruh udang tropis beku, tidak termasuk udang segar dan udang breaded.
Tuduhan CVD tidak hanya ditujukan kepada Indonesia, tetapi juga Vietnam, Ekuador dan India, sementara tuduhan AD ditujukan kepada Indonesia dan Ekuador.
Baca juga: Peneliti FTUI Kembangkan Teknologi ONG untuk Budidaya Udang
Berdasarkan Sunset Reviews tahun 2022, sampai saat ini terdapat 4 negara yang masih dikenai Bea Masuk Anti Dumping.
Ada China dengan bea maksimum sampai dengan 112,81 persen, India sampai dengan 110,9 persen, Thailand sampai dengan 5,34 persen, dan Vietnam sampai dengan 25,76 persen.
Rekomendasi untuk Anda
Baca Juga
| Pelaku Industri Tekstil Bersyukur, Pemerintah Batalkan Bea Masuk Anti-dumping |
|
|---|
| Produsen Mainan Kendal Tembus Pasar Ekspor ke AS Rp 11 Miliar |
|
|---|
| Industri Tekstil Terpuruk, Pemerintah Didesak Terapkan Bea Masuk Antidumping Minimal 20 Persen |
|
|---|
| Ekonom Ingatkan Gelombang PHK di Industri Tekstil, Pemerintah Jangan Hanya Kejar Tax Ratio |
|
|---|
| Pemerintah Diminta Tak Terapkan BMAD, Bisa Matikan Industri Tekstil Lokal dan Picu PHK |
|
|---|
![[FULL] Pakar: Banyak Menteri Presiden yang Pantas Kena Reshuffle, Kerjanya Omon-omon Cuma Ngerecokin](https://img.youtube.com/vi/3BbQlZOAwZ4/mqdefault.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.