Kamis, 11 September 2025

Pemangku Kepentingan Beri Referensi Kebijakan Tembakau Alternatif di APHRF 2024

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan tembakau telah menyebabkan kematian hampir delapan juta orang setiap tahunnya. 

Penulis: Reynas Abdila
Istimewa
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo beri sambutan dalam forum Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (3/7/2024).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pemangku kepentingan akademisi, pakar kesehatan, pelaku industri, dan asosiasi konsumen bersinergi menekan bahaya penggunaan tembakau di Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024.

Forum yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (3/7/2024) ini membahas isu mengenai pengurangan bahaya dari penggunaan tembakau di kawasan Asia Pasifik.

Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo mengatakan, forum ini merupakan wadah penting bagi seluruh pemangku kepentingan guna pertukaran pengetahuan, pengalaman, serta informasi. 

Harapannya, forum ini dapat menghadirkan strategi terbaik untuk mendukung implementasi konsep pengurangan bahaya.

“Masalah merokok telah menjadi tantangan kesehatan global yang serius. Di Asia Pasifik, dampaknya sangat signifikan, baik dalam hal kesehatan masyarakat maupun sosio-ekonomi,” kata Ariyo.

“Namun, di tengah-tengah tantangan ini ada juga kesempatan besar untuk menciptakan perubahan positif yang signifikan,” sambungnya.

Baca juga: Produk China membanjiri Indonesia, puluhan pabrik tekstil tutup dan badai PHK - Kondisi industri tekstil sudah darurat

Dia menyebut, dukungan dari para pemangku kepentingan menggunakan pendekatan pengurangan bahaya yang berbasis pada bukti ilmiah serta inovasi. 

Dengan berfokus terhadap pendekatan tersebut, negara-negara di Asia Pasifik, khususnya Indonesia, dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif atau berhenti secara total. 

“Forum ini bukan sekadar tentang mengatasi masalah merokok saja, tetapi juga tentang mendorong pendekatan yang komprehensif dalam kebijakan publik, advokasi, edukasi masyarakat, dan dukungan terhadap solusi yang lebih rendah risiko, serta praktis bagi perokok dewasa,” kata Ariyo.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan tembakau telah menyebabkan kematian hampir delapan juta orang setiap tahunnya. 

Ariyo optimistis kolaborasi ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan publik secara keseluruhan dan berkelanjutan.

“Harapannya dapat terjalin diskusi yang konstruktif untuk menjawab tantangan masalah merokok dan memberikan referensi yang tepat dalam penyusunan kebijakan,” kata Ariyo.

Baca juga: Khawatir Bias, Hippindo Tolak Zonasi Larangan Penjualan Produk Tembakau di RPP Kesehatan

Peneliti Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN Bambang Prasetya menyatakan kandungan nikotin pada perisa rokok elektronik (e-liquid) yang ada di pasaran memiliki rata-rata kandungan yang lebih rendah.

Hal itu berdasarkan pengujian 60 sampel e-liquid dengan proporsi 53 sampel terbuka, tujuh sampel cair tertutup.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan