Senin, 18 Agustus 2025

UGM dan Telkom Ciptakan Sistem Deteksi Gempa Manfaatkan Kabel Optik Bawah Laut

detektor gempa berbasis DAS ini bekerja dengan mendeteksi gelombang primer (P-wave) yang muncul lebih awal

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
HO
ALAT DETEKSI GEMPA - Kerja sama antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk manfaatkan jaringan kabel optik bawah laut dan teknologi Distributed Acoustic Sensing (DAS), untuk mengembangkan sistem peringatan dini gempa, Rabu (21/5/2025). (Istimewa). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika ancaman gempa bumi terus mengintai wilayah rawan di Indonesia, upaya mitigasi berbasis teknologi menjadi semakin penting.

Terobosan terbaru datang dari kerja sama antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. 

Melalui pemanfaatan jaringan kabel optik bawah laut dan teknologi Distributed Acoustic Sensing (DAS), keduanya mengembangkan sistem peringatan dini gempa yang mampu memberikan deteksi real-time terhadap aktivitas seismik, bahkan di wilayah laut dalam yang selama ini sulit dijangkau sistem konvensional.

Baca juga: Telkom Hadirkan Panggung ESG untuk UMKM Berkelanjutan melalui GoZero Percent Goes to Borneo

Inovasi ini dipandang sebagai terobosan strategis dalam mitigasi bencana geologi, khususnya dalam menghadapi potensi gempa megathrust. 

"Teknologi ini memberikan solusi yang cepat, presisi, dan mampu menjangkau area rawan yang selama ini minim pemantauan," terang Anggota Tim Peneliti Kuwat Triyana dalam keterangan resmi, Rabu (21/5/2025). 

Kuwat menjelaskan, detektor gempa berbasis DAS ini bekerja dengan mendeteksi gelombang primer (P-wave) yang muncul lebih awal dibandingkan gelombang sekunder (S-wave) yang bersifat merusak. 

Dengan demikian, sistem dapat memberikan peringatan beberapa detik hingga menit sebelum guncangan utama terjadi, memberikan waktu yang sangat krusial untuk evakuasi dini. 

Alat deteksi gempa menggunakan sistem DAS ini tengah dalam tahap uji coba di kawasan Pantai Selatan Jawa dan direncanakan untuk diperluas ke daerah lain yang berisiko tinggi. 

Baca juga: Telkom University Buka Jalur Prestasi Akademik Tahap 2 2025, Ini Syarat dan Jadwalnya

Uji coba ini tidak hanya menguji efektivitas teknologi, tetapi juga membangun fondasi untuk integrasi ke dalam sistem peringatan publik nasional.

President Director PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah, menyatakan kolaborasi ini memiliki arti strategis tidak hanya dari sisi mitigasi bencana, tetapi juga dalam konteks perlindungan infrastruktur nasional. 

"Penggunaan kabel optik sebagai elemen deteksi juga dapat meningkatkan ketahanan aset nasional yang vital dari berbagai risiko alam," ucap Ririek.

Selain itu, kerja sama juga mampu memperkuat urgensi pengembangan sistem DAS sebagai bagian dari inisiatif berkelanjutan dalam mendukung resiliensi nasional. 

Ririek menambahkan kolaborasi juga memungkinkan efisiensi besar karena memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, yakni kabel optik bawah laut yang membentang dari Sabang hingga Merauke. 

Diamna jalur kabel ini melintasi berbagai zona subduksi aktif di wilayah selatan Jawa, Nusa Tenggara dan pantai barat Sumatra. 

"Tanpa perlu pemasangan sensor baru, sistem ini dapat menjangkau area laut dalam yang sebelumnya belum tercakup oleh sistem peringatan konvensional," jelas Ririek. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan