Kata Anggota DPR Soal 100 Gudang Bulog Senilai Rp 5 Triliun: Demi Serap Gabah Petani dan Stok
Hingga akhir Agustus 2025 Bulog mampu serap gabah petani sebesar 3 juta ton meskipun penugasannya yakni 2,8 juta ton. Bulog juga menyerap hasil petani
Ringkasan Berita:
- Tiap gudang memiliki kapasitas hingga 7.000 ton
- Gudang baru Bulog akan digunakan untuk menyimpan gabah, beras dan jagung
- Saat ini Bulog juga tengah menyerap gabah kering petani hingga Desember 2025.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan menyampaikan dukungannya terkait pembangunan 100 gudang baru untuk Badan Urusan Logistik (Bulog). Ia melihat, Bulog selama ini kekurangan gudang untuk menyimpan gabah, beras, dan jagung.
Baca juga: Komite II DPD RI Desak Evaluasi Pangan Nasional, BULOG Janjikan Pembangunan Gudang Baru
"Penyerapan gabah di panen raya kemarin Bulog kekurangan gudang. Mereka sampai menyewa gudang agar bisa menyerap semua gabah petani," ujar Yohan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (14/11/2025).
Yohan mengatakan, hingga akhir Agustus 2025 Bulog berhasil menyerap gabah petani sebesar 3 juta ton, meskipun penugasan awalnya adalah 2,8 juta ton. Saat ini Bulog juga tengah menyerap gabah kering petani hingga Desember 2025.
"Jangan sampai penyerapan gabah petani menjadi terhambat karena ketiadaan gudang. Tidak mudah mendapatkan gudang yang layak untuk menyimpan gabah petani," ucap Politikus PAN ini.
Karena itu, Komisi IV DPR mengapresiasi langkah cepat Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan yang mendorong penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Direktur Utama Bulog, Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan BUMN terkait pembangunan 100 gudang baru untuk Bulog.
"Ini menunjukkan keseriusan pemerintah memperhatikan nasib petani. Kami apresiasi langkah Menko Pangan yang tanggap mengatasi persoalan Bulog yang kekurangan gudang," kata Yohan.
Dengan adanya 100 gudang baru, Yohan berharap, Bulog bisa melakukan penyerapan gabah petani lebih banyak. "Selain untuk stok, petani juga bisa merasakan manfaat langsung karena gabahnya dibeli dengan harga yang sepadan," ucapnya.
Sebelumnya, Menko Pangan Zulkifli Hasan menyaksikan penandatanganan SKB terkait pembangunan 100 gudang baru Bulog. Zulhas, sapaannya, memastikan dengan adanya gudang baru maka hasil panen petani bisa terserap maksimal.
Selain itu, keberadaan gudang baru di berbagai wilayah ini bisa membuat harga pangan tetap stabil. Ia mengatakan langkah tersebut menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dari hulu ke hilir.
Baca juga: Gudang Pangan Juga Dibangun di Wilayah 3T dan Sentra Produksi
"Petani tidak boleh rugi. Pemerintah ingin memastikan setiap hasil panen punya tempat, harga tetap wajar, dan masyarakat bisa menikmati pangan dengan harga terjangkau," kata Zulhas.
Pembangunan 100 gudang baru ini menurut Zulhas diharapkan memperkuat rantai pasok dan mempermudah penyimpanan, distribusi, serta stabilisasi harga pangan di seluruh daerah. Dengan fasilitas penyimpanan yang memadai, hasil panen petani tidak lagi bergantung pada fluktuasi harga saat panen raya.
Ia mengatakan selain menjaga ketersediaan pangan, kehadiran gudang-gudang baru ini juga menjadi instrumen penting dalam mewujudkan sistem logistik pangan nasional yang lebih efisien dan tangguh.
"Pembangunan 100 gudang ini akan melewati tahapan kajian mendalam agar tepat sasaran dan optimal dampaknya," ujarnya.
Zulhas mengatakan langkah ini menandai sinergi lintas kementerian yang semakin solid dalam menghadirkan kebijakan yang pro-petani dan pro-rakyat.
Nilai pembangunan 100 gudang baru Bulog tersebut menghabiskan dana sekitar Rp 5 Triliun. Nantinya, gudang-gudang baru tersebut bisa memperkuat rantai pasok pangan nasional dan memastikan hasil petani terserap maksimal.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Rp 5 Triliun Bangun 100 Gudang Pangan
Setiap gudang nantinya bakal memiliki kapasitas bervariasi antara 1.000 ton hingga 7.000 ton.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.