Backlog Perumahan Capai 15 Juta, Satu per Satu Pengusaha Besar RI Mulai Garap Rumah Subsidi
Satu per satu pengusaha besar Tanah Air mulai menggarap proyek perumahan subsidi. Mulai Lippo Group hingga Jusuf Hamka
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
James Riady membocorkan harga rumah ini dimulai dari Rp 100 juta.
Harganya akan makin mahal jika lokasinya mendekat ke perkotaan, di mana dapat meningkat hingga Rp 120 juta sampai Rp 140 juta.
Ada 2 tipe rumah yang telah dibangun mock up-nya oleh Lippo Group yang dipamerkan di lobi kantor Nobu Bank, Karet Semanggi, Jakarta Selatan.
Tipe 1 Kamar Tidur dengan Luas Tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan Luas Bangunan 14 meter persegi.
Tipe 2 Kamar tidur dengan Luas Tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter) Luas Bangunan 23,4 meter persegi.
Jumlah Backlog Perumahan
Sebagai informasi, jumlah pemenuhan kebutuhan hunian (backlog) perumahan di Indonesia kini telah mencapai 15 juta rumah tangga.
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan data sebelumnya dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023, yang mencatat backlog sebesar 9,9 juta rumah tangga.
Menurut Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah backlog mencapai 15 juta rumah tangga.
Hal itu disampaikan Fahri ketika memberi sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Perumahan Perdesaan di gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).
"Data backlog terbaru keperluan rumah sekarang ini antrean untuk rumah baru itu lebih kurang 15 juta. Bertambah. Ini kabar baik bagi teman-teman pengembang karena pasarnya makin luas, keperluan antrean rumah makin tinggi," kata Fahri.
Meski demikian, jumlah rumah tidak layak huni di Indonesia belum mengalami perubahan. Jumlahnya masih berada di angka sekitar 26 juta unit.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu juga menjelaskan bahwa lonjakan backlog perumahan berkaitan dengan mengecilnya indeks keluarga di Indonesia.
Ia mengatakan, dulu indeks keluarga itu 4,7 orang per keluarga. Sekarang, angkanya menurun menjadi 3,2 orang per keluarga.
Menurut dia, turunnya menjadi 3,2 menunjukkan bahwa satu keluarga Indonesia sekarang hanya terdiri dari sekitar tiga orang. Ini pun mengindikasikan munculnya banyak keluarga baru.
"Artinya ini muncul ada banyak keluarga baru. Mungkin karena demografi bonus anak-anak muda ini mulai kawin begitu, tapi begitu mau membentuk keluarga, dia takut, sehingga keluarganya itu mengecil," ujar Fahri.
Dengan begitu, jumlah keluarga di Indonesia bertambah. Dari data BPS yang ia punya, jumlah keluarga Indonesia sekarang itu ada sekitar 93,1 juta keluarga.
Pemerintah Naikkan Kuota Penyaluran Rumah Murah, BTN Dapat Alokasi 220 Ribu Unit |
![]() |
---|
Bangun Sekolah TK hingga SMA, Lentera National School Park Serpong Siap Tampung 2.000 Siswa |
![]() |
---|
Prabowo Siapkan Program Rumah Subsidi untuk Buruh DP 1 Persen, Bahkan Gratis |
![]() |
---|
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Sebut PPN Hingga BPHTB untuk Rumah Subsidi Kini 0 Persen |
![]() |
---|
3 Tokoh Berinisial J Selain Jokowi, Siapa Jadi Ketua Dewan Pembina PSI? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.