Selasa, 9 September 2025

Backlog Perumahan Capai 15 Juta, Satu per Satu Pengusaha Besar RI Mulai Garap Rumah Subsidi

Satu per satu pengusaha besar Tanah Air mulai menggarap proyek perumahan subsidi. Mulai Lippo Group hingga Jusuf Hamka

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
RUMAH SUBSIDI - Desain rumah subsidi mungil hasil desain Lippo Group yang dipajang di kantor Nobu Bank, Semanggi, Jakarta Selatan. Ini adalah tipe 2 Kamar tidur dengan Luas Tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter) Luas Bangunan 23,4 meter persegi. Dok: Endrapta Pramudhiaz 

James Riady membocorkan harga rumah ini dimulai dari Rp 100 juta.

Harganya akan makin mahal jika lokasinya mendekat ke perkotaan, di mana dapat meningkat hingga Rp 120 juta sampai Rp 140 juta.

Ada 2 tipe rumah yang telah dibangun mock up-nya oleh Lippo Group yang dipamerkan di lobi kantor Nobu Bank, Karet Semanggi, Jakarta Selatan.

Tipe 1 Kamar Tidur dengan Luas Tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan Luas Bangunan 14 meter persegi.

Tipe 2 Kamar tidur dengan Luas Tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter) Luas Bangunan 23,4 meter persegi.

Jumlah Backlog Perumahan

Sebagai informasi, jumlah pemenuhan kebutuhan hunian (backlog) perumahan di Indonesia kini telah mencapai 15 juta rumah tangga.

Angka ini meningkat signifikan dibandingkan data sebelumnya dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023, yang mencatat backlog sebesar 9,9 juta rumah tangga.

Menurut Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah backlog mencapai 15 juta rumah tangga.

Hal itu disampaikan Fahri ketika memberi sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Perumahan Perdesaan di gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

"Data backlog terbaru keperluan rumah sekarang ini antrean untuk rumah baru itu lebih kurang 15 juta. Bertambah. Ini kabar baik bagi teman-teman pengembang karena pasarnya makin luas, keperluan antrean rumah makin tinggi," kata Fahri.

Meski demikian, jumlah rumah tidak layak huni di Indonesia belum mengalami perubahan. Jumlahnya masih berada di angka sekitar 26 juta unit.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu juga menjelaskan bahwa lonjakan backlog perumahan berkaitan dengan mengecilnya indeks keluarga di Indonesia.

Ia mengatakan, dulu indeks keluarga itu 4,7 orang per keluarga. Sekarang, angkanya menurun menjadi 3,2 orang per keluarga.

Menurut dia, turunnya menjadi 3,2 menunjukkan bahwa satu keluarga Indonesia sekarang hanya terdiri dari sekitar tiga orang. Ini pun mengindikasikan munculnya banyak keluarga baru.

"Artinya ini muncul ada banyak keluarga baru. Mungkin karena demografi bonus anak-anak muda ini mulai kawin begitu, tapi begitu mau membentuk keluarga, dia takut, sehingga keluarganya itu mengecil," ujar Fahri.

Dengan begitu, jumlah keluarga di Indonesia bertambah. Dari data BPS yang ia punya, jumlah keluarga Indonesia sekarang itu ada sekitar 93,1 juta keluarga. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan