Sabtu, 6 September 2025
Tujuan Terkait

Bendungan Budong-Budong di Sulbar Dibangun untuk Atasi Kekeringan dan Dorong Ketahanan Pangan

Bendungan Budong-Budong memiliki kapasitas tampung sebesar 65,18 juta meter kubik dan akan mengairi lahan pertanian seluas 3.577 hektare.

Istimewa
ATASI KEKERINGAN - Bendungan Budong-Budong Sulbar mulai dibangun pada tahun 2020 dan ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, telah dibangun untuk menghadapi ancaman kekeringan yang diprediksi kian meningkat di Sulawesi.

Bendungan merupakan bangunan yang dibangun untuk menahan dan menampung air, baik untuk keperluan jangka pendek maupun jangka panjang.

Proyek ini dirancang sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan air dan pangan di kawasan timur Indonesia, khususnya di wilayah yang selama ini sangat bergantung pada curah hujan musiman.

Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Dian Sovana mengatakan, pembangunan Bendungan Budong-Budong akan memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar.

"Bukan hanya sebagai penampung air, tetapi juga sebagai penyelamat ketahanan pangan dan penjaga keberlanjutan kehidupan masyarakat lokal,” ungkap Dian dalam keterangannya, Jumat (18/7/2025).

Baca juga: Bendungan Jragung Semarang Ditargetkan Rampung Tahun ini, Berfungsi Sumber Air Baku hingga PLTMH

Bendungan Budong-Budong mulai dibangun pada tahun 2020 dan ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.

Bendungan tersebut memiliki kapasitas tampung sebesar 65,18 juta meter kubik dan akan mengairi lahan pertanian seluas 3.577 hektare.

Tak hanya itu, bendungan ini juga menyediakan pasokan air baku hingga 410 liter per detik, yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, fasilitas umum, dan sektor industri di kawasan sekitar Mamuju Tengah.

“Dengan suplai air yang stabil, masyarakat tidak lagi bergantung sepenuhnya pada musim hujan,” ujar Dian Sovana.

Ia menyebut, manfaat bendungan ini tidak hanya terbatas pada pengairan dan air baku.

Bendungan Budong-Budong juga berperan penting dalam pengendalian banjir di wilayah-wilayah rawan seperti Topoyo, Karossa, dan Budong-Budong sendiri.

Dengan fungsi reduksi debit banjir hingga 60 persen, proyek ini diyakini akan melindungi kawasan pemukiman dan lahan pertanian dari risiko bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi setiap tahun.

Lebih lanjut, bendungan ini juga didesain multifungsi dengan potensi energi terbarukan.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) dengan kapasitas 0,6 megawatt (MW) dibangun sebagai bagian dari sistem bendungan, yang diharapkan dapat menambah pasokan energi bersih di wilayah tersebut.

Ke depan, bendungan ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi terhadap ancaman kekeringan, tetapi juga pemicu pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat Sulawesi Barat dan sekitarnya.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan