Hilirisasi Jadi Kunci Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Level 8 Persen
Sepanjang 2020 hingga Semester I 2025, Batam mencatat kontribusi 1,67% terhadap total investasi nasional.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana menyampaikan, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-14 dunia dan ke-2 di Asia Tenggara dalam hal tujuan Foreign Direct Investment (FDI).
FDI merupakan bentuk investasi, di mana perusahaan atau individu dari satu negara menanamkan modal secara langsung ke perusahaan atau proyek di negara lain, dengan tujuan mengendalikan dan mengelola operasional bisnis tersebut.
Dalam acara forum Internasional Busines Forum HIPMI Batam, pada sesi “Batam: Gateway to Southeast Asia, Unlocking Investment Opportunity”, Sona menyebut Batam jadi posisi strategis sebagai pintu gerbang investasi regional.
Baca juga: MIND ID Pacu Produksi Alumina 1 Juta Ton Per Tahun dari Hilirisasi Bauksit di Mempawah
Ia menjelaskan, realisasi investasi tahun 2024 mencapai Rp1.714,2 triliun (US$114,3 miliar), tumbuh 20,8 persen (yoy)—menjadi bukti bahwa iklim investasi Indonesia kian kompetitif secara global.
“Kita menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 2029. Untuk mencapainya, strategi hilirisasi menjadi kunci,” ujar Sona dikutip Kamis (7/8/2025).
“Kementerian telah menyusun roadmap hilirisasi investasi untuk 28 komoditas strategis dengan potensi investasi mencapai Rp9.270 triliun dalam periode 2023–2040," tambahnya.
Hilirisasi bentuk proses pengolahan bahan mentah atau sumber daya alam menjadi produk setengah jadi atau produk jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Sona menyebut, Batam memainkan peran signifikan dalam kontribusi investasi nasional.
Sepanjang 2020 hingga Semester I 2025, Batam mencatat kontribusi 1,67% terhadap total investasi nasional, dengan pertumbuhan rata-rata mendekati 9% per tahun.
Menariknya, Singapura mendominasi investasi asing langsung (PMA) di Batam, dengan kontribusi sebesar 58,42?lam periode tersebut.
“Batam memiliki positioning kuat sebagai pusat manufaktur dan pusat data digital. Dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia, 4 berada di Batam. Ini memperkuat peran Batam sebagai pusat akselerasi industri masa depan,” terang Sona.
Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi akan terus memperkuat sinergi antara kawasan industri, pelaku usaha, dan investor dalam negeri maupun global, khususnya di sektor hilirisasi, energi terbarukan, teknologi digital, dan infrastruktur logistik.
“Kami mengundang para investor untuk melihat Batam sebagai pusat peluang baru, tak hanya dari sisi lokasi geografis yang strategis, tetapi juga dari kesiapan ekosistem dan insentif yang ditawarkan,” tutur Sona.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Danantara Kembangkan PLTP, Potensi Kapasitas Capai 1.130 MW dengan Investasi Rp 88 Triliun |
![]() |
---|
Ekspansi, MEXC Ventures Inves di Exchange Kripto Triv dengan Valuasi Rp 3,2 Triliun |
![]() |
---|
Pentingnya Bangun Kesadaran Finansial di Tengah Maraknya Misinformasi Digital |
![]() |
---|
Usai di Tuban, Giliran Warga Batam Didatangi Aparat saat Kibarkan Bendera One Piece |
![]() |
---|
Polri: Eks Bos eFishery Gelapkan Total Dana Investasi Rp 15 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.