Kamis, 7 Agustus 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Trump Naikkan Tarif Impor 25 Persen untuk Barang India, Hubungan Kedua Negara Memanas

India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional.

https://www.whitehouse.gov/
TARIF IMPOR - Foto ini diambil dari laman https://www.whitehouse.gov/ pada Kamis (7/8/2025) menampilkan Presiden Donald Trump. Ia mengumumkan penerapan tarif impor tambahan sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang berasal dari India, pada Rabu (6/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor tambahan sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang berasal dari India, pada Rabu (6/8/2025).

Tarif impor adalah bea yang dikenakan oleh pemerintah suatu negara, wilayah pabean atau serikat supranasional atas impor barang dan dibayar oleh importir.

Kebijakan ini diberlakukan sebagai respon atas keputusan New Delhi yang tetap mengimpor minyak dari Rusia, di tengah perang yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun antara Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Trump Ancam Naikkan Tarif Impor untuk India Akibat Masih Beli Minyak dari Rusia

Tarif baru tersebut akan mulai berlaku 21 hari setelah 7 Agustus dan diperkirakan akan mendorong bea masuk pada beberapa produk India hingga 50 persen.

Tarif ini menjadi salah satu yang tertinggi yang pernah dikenakan pada mitra dagang AS. Sektor yang berpotensi terdampak mencakup tekstil, alas kaki, batu permata dan perhiasan.

Trump menegaskan bahwa langkah ini dapat diperluas ke negara lain, termasuk China, jika mereka tetap membeli minyak dari Rusia.

"Mungkin saja terjadi. Saya tidak bisa pastikan sekarang. Kami sudah melakukannya pada India dan kemungkinan akan melakukan hal yang sama pada beberapa negara lain. Salah satunya bisa saja Tiongkok," kata Trump dilansir dari Reuters, Kamis (7/8/2025).

Keputusan tersebut menandai kemerosotan signifikan hubungan AS-India sejak Trump kembali menjabat pada Januari lalu.

Sebelumnya, hubungan kedua negara sempat hangat setelah pertemuan Trump dengan Perdana Menteri Narendra Modi pada Februari.

Namun, dalam beberapa pekan terakhir, Trump menyebut ekonomi India “mati”, hambatan perdagangannya “menjengkelkan” dan menuduh India memanfaatkan minyak murah Rusia sambil mengabaikan korban perang di Ukraina.

Kementerian Luar Negeri India menyebut keputusan tersebut "sangat disayangkan" dan mencatat bahwa banyak negara lain juga mengimpor minyak Rusia untuk kepentingan ekonomi nasional mereka dan kebutuhan energi bagi 1,4 miliar penduduknya.

"India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri India.


Langkah Trump ini berpotensi mengganggu akses India ke pasar ekspor terbesarnya, di mana nilai pengiriman ke AS mencapai hampir 87 miliar dolar pada 2024. 


Situasi ini terjadi di saat Perdana Menteri India Narendra Modi bersiap untuk kunjungan pertamanya ke Tiongkok setelah tujuh tahun ini, yang mengindikasikan potensi pergeseran arah aliansi seiring memburuknya hubungan dengan Washington.


Harga minyak dunia naik tipis sekitar 1 persen pada Rabu setelah sempat turun ke level terendah dalam lima minggu pada sesi sebelumnya, dipicu oleh sanksi tarif terhadap India dan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan