Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Siapkan Tarif 100 Persen untuk Chip Semikonduktor Impor Demi Dorong Produksi di AS
Sejumlah mitra dagang utama seperti Korea Selatan, Jepang dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan dengan Amerika.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan memberlakukan tarif impor 100 persen untuk produk chip semikonduktor yang datang ke AS.
Chip semikonduktor merupakan komponen yang berfungsi sebagai otak dari berbagai perangkat elektronik, mengontrol dan memproses data dengan cepat dan efisien.
Trump mengatakan tarif baru akan berlaku untuk semua chip semikonduktor yang masuk ke Amerika Serikat, tetapi tidak akan berlaku untuk perusahaan yang telah berkomitmen untuk memproduksi di Amerika Serikat atau sedang dalam proses untuk produksi.
Baca juga: Tarif Impor Melejit Jadi 50 Persen, Trump Hukum India karena Beli Minyak Rusia
"Jika, karena suatu alasan, Anda mengatakan sedang membangun tetapi tidak terealisasi, maka kami akan menjumlahkannya kembali, mengakumulasinya dan kami akan menagih Anda di kemudian hari, Anda harus membayar dan itu sudah pasti," ungkap Trump, dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2025).
Trump belum merinci daftar negara atau volume chip yang akan terdampak kebijakan ini. Namun, analis menilai produsen besar seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) tidak akan terkena dampak besar karena mereka telah memiliki pabrik di AS.
Begitu pula perusahaan teknologi seperti Nvidia yang berencana menginvestasikan ratusan miliar dolar dalam empat tahun ke depan untuk produksi chip di Amerika.
"Perusahaan besar dan kaya uang tunai yang mampu membangun di Amerika akan menjadi yang paling diuntungkan. Ini adalah survival of the largest," terang Kepala Ekonom Annex Wealth Management Brian Jacobsen.
Pada 2022, Pemerintah AS meluncurkan program subsidi senilai 52,7 miliar dolar untuk mendukung manufaktur dan riset chip di AS. Sayangnya, tahun lalu AS hanya memproduksi sekitar 12 persen chip dunia, jauh menurun dibandingkan 40 persen pada 1990.
Tarif ini kemungkinan akan menargetkan produsen asal Tiongkok, yang masih dalam negosiasi perjanjian dagang dengan Washington.
"Ada begitu banyak investasi serius di Amerika Serikat dalam produksi chip sehingga sebagian besar sektor ini akan dikecualikan," ucap Peneliti Senior Peterson Institute for International Economics Martin Chorzempa.
Kebijakan ini diyakini akan paling memukul produsen Tiongkok seperti SMIC dan Huawei, yang sebagian besar chip-nya masuk ke pasar AS melalui perangkat elektronik yang dirakit di Tiongkok.
Namun, beberapa pakar memperingatkan bahwa dampaknya bisa terbatas, jika tarif tidak mencakup komponen elektronik yang mengandung chip tersebut.
Sejumlah mitra dagang utama seperti Korea Selatan, Jepang dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan dengan AS yang memberi mereka tarif jauh lebih rendah.
Uni Eropa menyatakan telah menyetujui tarif tunggal sebesar 15 persen untuk sebagian besar ekspor, termasuk mobil, chip dan farmasi.
Korea Selatan dan Jepang secara terpisah menyatakan bahwa AS setuju untuk tidak memberikan tarif yang lebih tinggi daripada negara-negara lain untuk chip dan jugamenyarankan pengenaan tarif sebesar 15 persen.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Ancam Naikkan Tarif Impor untuk India Akibat Masih Beli Minyak dari Rusia |
---|
13 Negara Kesayangan Trump yang Dapat Tarif Ringan: Indonesia Termasuk atau Tersingkir? |
---|
China dan India Tetap Beli Minyak dari Rusia, Sanksi Trump Diprediksi akan Melunak |
---|
Abaikan Sanksi Trump, Pemerintah India Klaim Tetap Beli Minyak dari Rusia |
---|
Negara-negara ASEAN Perlu Bersiasat dan Jalin Kerja Sama Hadapi Tarif Impor Trump |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.