Jumat, 12 September 2025

Teknologi CCUS Berperan Kurangi Emisi Karbon Tapi Butuh Keselarasan Regulasi

Teknologi CCUS semakin diakui sebagai salah satu solusi paling krusial dalam mempercepat transisi menuju net zero emission di Asia-Pasifik.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
KURANGI EMISI KARBON - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Laode Sulaeman bersama Menteri/Wakil Kepala Perwakilan Jepang untuk ASEAN Kazuo Chujo, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno, dan Presiden, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) Tetsuya Watanabe di Jakarta, Kamis (11/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) semakin diakui sebagai salah satu solusi paling krusial dalam mempercepat transisi menuju net zero emission di Asia-Pasifik.

Namun, para pemimpin energi dan industri sepakat bahwa penerapan teknologi ini tidak bisa dilakukan secara terpisah oleh masing-masing negara. Kolaborasi lintas batas negara dipandang mutlak untuk memastikan CCS/CCUS benar-benar berdampak nyata terhadap penurunan emisi karbon global.

Presiden Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Tetsuya Watanabe, menegaskan bahwa CCS/CCUS adalah proyek besar yang membutuhkan keselarasan regulasi, investasi, dan infrastruktur bersama.

“Kerja sama lintas negara dalam CCS dan pemanfaatan kembali karbon membutuhkan tingkat kolaborasi yang belum pernah ada sebelumnya. Kita memerlukan regulasi yang selaras, investasi infrastruktur, dan kepercayaan antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Asia CCUS Network hadir untuk membangun kepercayaan tersebut dan mengubah visi menjadi aksi nyata,” jelas Watanabe, Kamis (11/8/2025).

CCS dapat merujuk pada Carbon Capture and Storage, yaitu teknologi untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari industri dan menyimpannya secara permanen untuk mencegah pemanasan global, atau Combined Charging System, sebuah standar konektor pengisian daya kendaraan listrik yang mendukung pengisian daya DC dan AC.

Menurutnya, tanpa ekosistem regional yang mendukung, upaya setiap negara akan terhambat oleh tingginya biaya, keterbatasan teknologi, dan kendala logistik dalam mengangkut serta menyimpan CO₂ lintas wilayah.

Indonesia Berpeluang Jadi Hub CCS Regional

Dari sisi Indonesia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menekankan posisi strategis Indonesia dalam peta CCS/CCUS Asia-Pasifik.

“Prioritas pemerintah adalah memastikan CCS/CCUS tidak hanya menurunkan emisi, tetapi juga membuka peluang investasi, mendorong inovasi, dan memperkuat pertumbuhan berkelanjutan. Melalui kerja sama regional, Indonesia berkomitmen mengubah potensi besar ini menjadi proyek nyata,” kata Laode.

Baca juga: Demi Transisi Energi, Cek Endra: CCS/CCUS Harus Diatur Jelas dalam RUU Migas

Indonesia memiliki potensi geologi yang besar untuk penyimpanan karbon di bawah tanah, serta kerangka regulasi yang kian mendukung.

Ditambah dengan infrastruktur energi yang luas dan lokasi geografis strategis, Indonesia dipandang mampu menjadi pusat penyimpanan karbon regional (carbon storage hub).

Jepang Dorong CCS Lewat Agenda Green Transformation

Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Yuji Muto, menegaskan bahwa CCUS adalah bagian tak terpisahkan dari strategi Green Transformation (GX) Jepang.

Baca juga: Program CCS/CCUS Dinilai Jadi Peluang Pemerintah Percepat Target Net Zero Emission

“CCUS menjadi teknologi kunci untuk memperkuat daya saing industri di sektor-sektor sulit dekarbonisasi seperti baja dan kimia, serta mengurangi emisi dari pembangkit listrik. Jepang menargetkan operasi CCS bisa dimulai pada awal 2030-an dengan dukungan regulasi CCS Business Act dan proyek lepas pantai seperti di Tomakomai, Hokkaido,” ujar Muto.

Ia menambahkan, kesuksesan penerapan CCS/CCUS di Asia juga bergantung pada kesepakatan pengangkutan CO₂ lintas negara, selain solusi teknis dan kepastian iklim investasi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan