Jumat, 8 Agustus 2025

Perguruan Tinggi Didorong Aktif Dukung Net Zero Emission 2060

Tak hanya di sektor pemerintahan dan industri, keberhasilan transisi energi juga menuntut kontribusi aktif dari perguruan tinggi. 

handout
TRANSISI ENERGI - PLTS Muara Nusa Dua 100 kWp merupakan PLTS dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 49,6 persen. Dalam hal ini, tak hanya di sektor pemerintahan dan industri, keberhasilan transisi energi juga menuntut kontribusi aktif dari perguruan tinggi.  

TRIBUNNEWS.COM - Perguruan tinggi di Indonesia diharapkan berperan aktif dalam mendukung transisi energi bersih dan mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. 

Pemerintah tengah menggencarkan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Net Zero Emission (NZE) adalah kondisi di mana jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer seimbang dengan jumlah yang diserap kembali, sehingga secara bersih tidak ada peningkatan emisi.

Baca juga: Telkom Tingkatkan Pemanfaatan Energi Terbarukan, Perkuat Langkah Menuju Net Zero Emissions

EBT adalah sumber energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti matahari, angin, air, biomassa, dan panas bumi.

Indonesia telah menetapkan target ambisius menuju NZE 2060 atau bahkan lebih cepat. 

Upaya ini mencakup berbagai strategi, antara lain: peningkatan pemanfaatan energi baru seperti surya, air, angin, dan panas bumi; pengurangan bertahap PLTU subcritical mulai 2031; elektrifikasi sektor transportasi; pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS); serta rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2045.

Tak hanya di sektor pemerintahan dan industri, keberhasilan transisi energi juga menuntut kontribusi aktif dari perguruan tinggi

Institusi pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan adaptif terhadap tantangan perubahan iklim dan teknologi energi bersih.

Hal ini ditegaskan oleh Samuel P. Kusumocahyo, Rektor Swiss German University (SGU).

“Pendidikan tinggi berperan aktif dalam mencetak sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan menuju Net Zero Emission di tahun 2050 dan 2060,” kata Samuel.

Forum ini menjadi bentuk nyata hubungan erat antara dua institusi pendidikan tinggi dari Indonesia dan Jerman. Hadir sebagai perwakilan dari Jerman, Prof. Dr.-Ing. Robert Bach dari Fakultas Teknik Energi Listrik Fachhochschule Südwestfalen, Soest.

“Kerja sama ini bukan hanya tentang pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membangun jembatan antara dua bangsa yang memiliki visi bersama dalam menghadapi tantangan global,” ujarnya.

Pernyataan itu disampaikan dalam forum “Germany and Indonesia Towards Net Zero Emission 2050/2060” yang digelar di kampus SGU, Alam Sutera, pada 4 Agustus 2025.

PLTS 100 GW: Langkah Konkret Menuju Energi Mandiri

Sementara itu, di tingkat nasional, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 Giga Watt (GW). Pembangkit ini akan dibangun di desa-desa dan dikelola melalui skema Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes).

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan