Menteri Ekraf: AI Jadi Kolaborator Baru di Industri Kreatif
Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) bisa menjadi kolaborator baru tanpa mengganti para kreator di industri kreatif Indonesia.
Penulis:
Nitis Hawaroh
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) menjadi kolaborator baru tanpa mengganti para kreator di industri kreatif Indonesia.
"AI adalah sebatas kolaborator bukan pengganti para kreator. Nah kreatifitas manusia harus tetap berada di pusat ekosistem kreatif itu sendiri," kata Teuku di acara Artificial Intilligence Innovation Summit 2025 di Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Namun kata Teuku, pemanfaatan AI juga penuh dengan tantangan misalnya perlindungan hak cipta, literasi yang masih rendah, biaya tinggi bagi pelaku usaha skala kecil serta regulasi yang belum sepenuhnya mengantisipasi realitas karya berbasis AI.
Meski begitu, Kementerian Ekonomi Kreatif siap untuk mendukung agar AI ini semakin diterima dengan mengedepankan hak moral dan termasuk hak cipta.
"Juga hak ekonomi dari para kreator ekonomi kreatif yang ada di Indonesia," terangnya.
Teuku menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dengan kerangka heksaheliks yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, komunitas, lembaga keuangan dan media.
Baca juga: Dessert Lokal Unjuk Gigi di Golden Swirl Awards 2025, Kuliner Jadi Andalan Ekonomi Kreatif
"Dengan pemanfaatan AI yang bijak, mari bersama kita jadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional," tegasnya.
Di sisi lain Teuku menyatakan, ekonomi kreatif saat ini mencakup 17 subsektor, tujuh diantaranya menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2025-2045 antara lain kriya, kuliner, fesyen, gim, aplikasi, film animasi, video, musik serta konten digital.
Baca juga: Kementerian Ekraf dan BRIN Dorong Riset untuk Kembangkan Potensi Ekonomi Kreatif
Selama 11 tahun terakhir, kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat signifikan. Dari semula Rp 700 triliun menjadi Rp 1,500 triliun pada 2024.
Jumlah tenaga kerja meningkat hampir 90 persen dalam 11 tahun terakhir dari 14 juta menjadi 26,5 juta orang.
"Bahkan ekspor dan investasinya untuk semester pertama tahun ini juga sudah melampaui target di atas 50 persen dari target 2025. Jadi pertumbuhan dari industri kreatif ini luar biasa dan tentu ini juga berkat semua pihak termasuk asosiasi, komunitas, bisnis dan lain sebagainya," tegas dia.
SBY Gelar Pameran Art for Peace and a Better Future, Gaungkan Kedamaian |
![]() |
---|
23 AI Video Generator Gratis dan Berbayar di Tahun 2025 untuk Konten Kreator |
![]() |
---|
PP 28/2024 Dinilai Rugikan Daerah dan Industri Kreatif, AMLI Serukan Deregulasi |
![]() |
---|
Tinjau Sekolah Rakyat di Kendari, Menteri Ekraf Dorong Pendidikan Kreatif untuk Masa Depan Bangsa |
![]() |
---|
Tutup HEXIA 2025, Menteri Ekraf Teuku Riefky Soroti Kolaborasi Aviasi dan Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.