Genjot Produktivitas, SHS Aplikasikan Drone di 15 Hektare Lahan Padi di Subang Jabar
Saat ini SHS mengelola sekitar 5.000 hektar sawah dan berperan penting dalam pasokan beras nasional.
Ringkasan
- Peralatan sektor pertanian dimodernisasi untuk memperkuat ketahanan pangan
- Indonesia sejak awal 2025 mulai memanfaatkan drone di lahan pertanian
- Teknologi nirawak pada drone membuat aktivitas kerja pertanian berjalan semakin cepat
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Sektor pertanian Indonesia mulai memperkuat ketahanan pangan melalui memodernisasi alat pertanian untuk mengatasi sejumlah tantangan, seperti mahalnya biaya tenaga kerja dan lonjakan biaya produksi.
Mengantisipasi kondisi iklim yang juga semakin sulit diproduksi, perusahaan pertanian Sang Hyang Seri (SHS) mulai mengimplementasikan pemanfaatan drone pertanian bekerja sama dengan PT Blessed Bentara Agri Indonesia, distributor drone XAG.
SHS saat ini menjadi salah satu BUMN produsen beras terbesar di Tanah Air dan penggunaan drone pertanian diyakini menjadi enabler untuk menggenjot target swasembada beras.
Baca juga: Kebijakan Pertanian Era Presiden Prabowo Dinilai Stabil, Petani Lebih Tenang dan Produktif
Saat ini SHS mengelola sekitar 5.000 hektar sawah dan berperan penting dalam pasokan beras nasional.
Dasep Setiawan, Manajer Lahan SHS Sukamandi bilang, peralihan dari metode manual menuju sistem pertanian digital dan presisi menjadi perkembangan penting bagi SHS. Meski demikian, SHS baru saja memasuki transformasi ini.
Perubahan tersebut sejalan dengan rencana aksi nasional yang telah dicanangkan pemerintah, serta sejumlah laporan terbaru Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang mengungkap pentingnya teknik pertanian presisi dan otomatisasi guna meningkatkan hasil panen dan efisiensi penggunaan sumber daya.
SHS bersama PT Blessed Bentara Agri Indonesia sejak awal 2025 mulai menguji coba drone P100 Pro di lahan padi seluas 15 hektare untuk aktivitas penyemprotan dan penaburan otonom dalam kapasitas besar.
Dasep mengatakan, teknologi nirawak pada drone ini membuat aktivitas kerja berjalan semakin cepat, sedangkan pengelolaan sawah juga lebih mudah dilakukan.
Dia menjelaskan, untuk tanaman padi dalam skala luas, transportasi logistik menjadi tantangan, terutama untuk lahan luas yang tersebar di lokasi berbeda-beda.
Dengan desain yang bisa dilipat, P100 Pro menjadi lebih ringkas dan mudah dibawa, bahkan ketika menggunakan sepeda motor atau minivan.
"Dengan drone, kami memiliki mobilitas yang lebih baik. Hal tersebut sangat penting, sebab kami sering berpindah-pindah lokasi dengan cepat," ujar Setiawan.
Drone ini dilengkapi fitur perlindungan tanaman presisi dengan sistem XAG RevoSpray dan tangki pintar 50 liter dengan debit semprot hingga 22 liter per menit.
Hal ini membuat penyemprotan pestisida menjadi jauh lebih akurat. "Semua dosis, kecepatan, dan ketinggian bisa diatur lewat aplikasi sebelum penyemprotan dimulai. Hasil semprotan juga lebih merata dibandingkan metode manual," kata Setiawan.
Antisipasi Penyimpangan, Kejari Tangsel Turun Tangan Awasi Proyek Pedestrian Ciater Rp7,1 Miliar |
![]() |
---|
Viral Ajudan Bupati Purwakarta Digerebek Istri Bersama Wanita Lain, Om Zein & Polda Jabar Merespons |
![]() |
---|
450 Drone, 30 Rudal Rusia Guyur Ukraina, Zelensky: Kami Tak Butuh Pencitraan AS dan NATO |
![]() |
---|
Perang Terbuka, NATO Pertimbangkan untuk Izinkan Pilot Jet Tempur Tembak Langsung Drone Rusia |
![]() |
---|
Alasan Walkot Cirebon Belum Jalankan Donasi Rp1.000 per Hari Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.