Minggu, 9 November 2025

Kepala BPOM Taruna Ikrar Inisiasi Pengembangan Obat Herbal Lewat Kolaborasi WHO IRCH

Indonesia berupaya mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka.

Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
handout
PENGEMBANGAN OBAT HERBAL - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Taruna Ikrar. Indonesia berupaya mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka. 

Ringkasan Berita:
  • Indonesia ingin mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka.
  • Pengembangan obat herbal terus bergulir cepat di Indonesia didukung penelitian dan pengembangan oleh sektor bisnis, akademisi dan pemerintah.
  • Indonesia merupakan negara dengan mega biodiversity di dunia memiliki sejarah panjang pengobatan herbal. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Taruna Ikrar menegaskan komitmen Indonesia untuk mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka.

Untuk mendorong langkah tersebut, BPOM telah menetapkan kerangka kerja kolaborasi akademisi-bisnis-pemerintah (ABG) sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat penelitian dan pengembangan obat herbal.  

Sebagai salah satu langkah besar untuk menegaskan komitmen tersebut, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 16th Annual Meeting of the World Health Organization – International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (WHO IRCH) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam perhelatan tersebut, Taruna Ikrar menegaskan peran kepemimpinan Indonesia dalam pertemuan tersebut sangat besar dan menguntungkan untuk saling menguatkan sistem pengawasan dan membuka pasar.

“The 16th WHO-IRCH Annual Meeting merupakan momen strategis untuk Indonesia memainkan peran sentral termasuk juga memperkenalkan obat herbal/jamu Indonesia di mata dunia,” jelas Kepala BPOM Taruna Ikrar.

“Kehadiran Anda di sini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat regulasi obat-obatan herbal,” kata Taruna Ikrar di sela-sela acara pembukaan The 16th Annual Meeting of the World Health Organization – International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (WHO IRCH) yang digelar beberapa waktu lalu di Jakarta.

Di Indonesia, pengembangan obat herbal terus bergulir cepat. BPOM telah menetapkan kerangka kerja kolaborasi akademisi-bisnis-pemerintah sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat penelitian dan pengembangan obat herbal.

Akademisi, sebagai pusat inovasi berkontribusi dengan menghasilkan gagasan penelitian dan memajukan pengembangan produk.

Sektor bisnis memainkan peran kunci dalam menyediakan pendanaan dan memastikan bahwa produk memenuhi standar yang ditetapkan.

“Kami (BPOM) menyediakan regulasi dan pedoman untuk memastikan kepatuhan terhadap keamanan, khasiat, dan mutu. BPOM juga terus mendorong integrasi obat tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional,” terang Kepala BPOM.

Taruna Ikrar meyakini jika masyarakat semakin proaktif dalam menjaga kesehatan, maka permintaan akan produk herbal berkualitas tinggi, aman, dan efektif tumbuh pesat. 

Hal ini menghadirkan peluang yang sangat besar, sekaligus tantangan regulasi yang signifikan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara pun sendirian.

Baca juga: 15 Produk Obat Herbal Ditarik BPOM karena Mengandung Bahan Kimia Obat

Indonesia sebagai mega biodiversity di dunia memiliki sejarah panjang pengobatan herbal. Dengan lebih dari 30.000 jenis tumbuhan yang tercatat, sekitar 9.600 di antaranya diketahui memiliki khasiat obat dan menjadi bahan utama ramuan jamu.

Para peneliti telah menemukan bukti bahwa sejak 31.000 tahun lalu, amputasi bedah telah dipraktikkan di Kalimantan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved