Senin, 10 November 2025

Kepala BPOM Taruna Ikrar Inisiasi Pengembangan Obat Herbal Lewat Kolaborasi WHO IRCH

Indonesia berupaya mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka.

Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
handout
PENGEMBANGAN OBAT HERBAL - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Taruna Ikrar. Indonesia berupaya mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka. 

Diyakini bahwa obat-obatan herbal digunakan untuk mendukung proses penyembuhan, mencegah infeksi, dan memberikan efek anestesi.

Namun, jumlah produk obat herbal yang terdaftar di BPOM masih terbatas. Meskipun lebih dari 18.000 obat herbal/jamu telah terdaftar, jumlah obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka masih sangat rendah, hanya 71 OHT dan 20 produk fitofarmaka.

Baca juga: Riset Obat Herbal Asli Indonesia Jadi Perhatian WHO dan BPOM RI 

Hal ini menunjukkan bahwa potensi keanekaragaman hayati herbal Indonesia yang kaya masih memiliki peluang luas untuk dieksplorasi, dikembangkan, dan dimanfaatkan secara optimal.

Sebagai tuan rumah forum bergengsi yang dihadiri 58 peserta dari 24 negara anggota WHO IRCH, Indonesia memanfaatkan momentum ini untuk memperlihatkan kemajuan nyata dalam riset, regulasi, dan hilirisasi obat bahan alam, termasuk fitofarmaka. 

Menurut Prof. Taruna, kolaborasi antara BPOM, WHO, dan pelaku industri farmasi merupakan langkah konkret untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pengembangan obat berbasis biodiversitas di dunia.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved