Kamis, 6 November 2025

Menkeu Purbaya dan Kiprahnya

Dirut Pertamina Sambangi Kantor Kemenkeu, Purbaya: Mungkin Mau Tunjukkan Dia Serius Bangun Kilang

Purbaya pernah menyebut PT Pertamina malas membuat kilang baru, sehingga Indonesia kerap mengimpor bahan bakar minyak (BBM).

Diaz/Tribunnews
PURBAYA DAN DIRUT PERTAMINA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan bertemu Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025). Ia mengaku tidak tahu apa yang akan dibahas. 
Ringkasan Berita:
  • Dirut Pertamina datang lebih dulu di Kantor Kemenkeu.
  • Purbaya pernah menyebut PT Pertamina malas membuat kilang baru.
  • Pertamina kerap mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari luar negeri termasuk Singapura.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyambangi kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).

Pantauan Tribunnews di lokasi, Simon tiba sekitar pukul 09.46 WIB. Ia tidak mengungkap apa yang akan dibahas bersama Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan hanya mengacungkan jempol kepada awak media.

Sekitar 45 menit setelah itu, Purbaya tiba di kantor Kementerian Keuangan. Ia pun ditanya akan membahas apa bersama Simon.

Purbaya mengaku tidak tahu apa yang akan dibahas.

Baca juga: Ketahanan Energi Terancam, Peremajaan Kilang Minyak Nasional Mendesak Dilakukan

 Ia menduga Simon ingin melaporkan kondisi Pertamina dan keseriusan mengenai pembangunan kilang setelah sempat disemprot Purbaya beberapa waktu lalu di DPR.

"Saya enggak tahu, mungkin mau bahas... Dia mau lapor kondisi Pertamina kali ya, mungkin juga mau menunjukkan bahwa dia serius membangun kilang yang waktu di DPR dikritik," kata Purbaya kepada wartawan.

Purbaya pun mengatakan akan melihat dulu bagaimana pertemuan nanti akan berjalan.

"Ga apa-apa. Kita lihat saja bagaimana perkembangan. Saya pikir mereka semangat semakin bagus," ujarnya.

Sebelumya, Purbaya pernah menyebut PT Pertamina malas membuat kilang baru.

Menurut Purbaya, hal tersebut membuat Pertamina kerap mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari luar negeri termasuk Singapura.

"Jadi kilang itu, bukan kita enggak bisa bikin, atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuma Pertamina nya males-malesan saja," ujar Purbaya saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9/2025). 

Padahal, kata Purbaya pemerintah telah memberikan penawaran kepada Pertamina untuk membuat kilang baru yakni kerja sama dengan investor China. Namun, Pertamina justru keberatan dengan hal tersebut.

Purbaya bilang, Pertamina bersikeras akan membangun 7 kilang baru sejak tahun 2018 lalu, namun hingga kini proyek tersebut tidak pernah berwujud.

"Pertamina bilang, kami keberatan dengan usul tersebut, karena kami sudah overcapacity. Saya kaget, overcapacity apa? Kami sudah merencana bangun 7 kilang baru, satu pun nggak jadi kan? Mereka bilang, iya tapi kedepan akan jadi. Sampai sekarang enggak jadi," tegas Purbaya.

Purbaya mengaku, subsidi yang diberikan pemerintah untuk BBM terus mengalami kenaikan imbas ketergantungan impor BBM.

Terbaru, berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) per akhir Agustus 2025, subsidi BBM yang sudah terealisasi sebanyak 10,63 juta kilo liter atau naik 3,5 persen dibandingkan tahun 2024 sebesar 10,28 juta kilo liter.

"BBM, solar diesel kita banyak impornya sampai puluhan miliar dolar per tahun. Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut? sudah puluhan tahun kan," tutur Purbaya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved