Sabtu, 1 November 2025

Menkeu Purbaya dan Kiprahnya

Purbaya Berantas Kejahatan Misinvoicing, Disebut Langkah Berani Tegakkan Keadilan Ekonomi Nasional

Operasi ini menyasar mafia perdagangan internasional yang bersembunyi di balik sistem keuangan dan ekspor-impor.

Tangkapan layar dari YouTube INDEF
AKSI PURBAYA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Misinvoicing diperkirakan merugikan Indonesia hingga Rp 1.000 triliun per tahun, terutama melalui manipulasi nilai ekspor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit. 

Ringkasan Berita:
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberantas praktik kejahatan ekonomi berjenis mistransaksi atau misinvoicing
  • Misinvoicing selama ini menggerogoti keuangan negara hingga mencapai Rp 1.000 triliun
  • Langkah Menteri Keuangan tersebut merupakan bentuk nyata dari keberanian moral dan integritas


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al-Washliyah (PP GPA), Aminullah Siagian, memberikan dukungan kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa atas langkah tegas dan berani melakukan Operasi Senyap memberantas praktik kejahatan ekonomi berjenis mistransaksi atau misinvoicing yang selama ini menggerogoti keuangan negara hingga mencapai Rp 1.000 triliun.

Misinvoicing adalah bentuk kejahatan ekonomi di mana nilai faktur perdagangan internasional dimanipulasi—baik dengan under-invoicing (nilai lebih rendah dari sebenarnya) atau over-invoicing (nilai lebih tinggi).

Aminullah menegaskan bahwa langkah Menteri Keuangan tersebut merupakan bentuk nyata dari keberanian moral dan integritas dalam menghadapi white collar crime, kejahatan kerah putih yang kerap bersembunyi di balik sistem keuangan dan perdagangan internasional.

“Operasi senyap ini adalah langkah strategis dan berani untuk menegakkan keadilan ekonomi nasional. Rakyat harus tahu bahwa kebocoran keuangan negara bukan hanya akibat korupsi konvensional, tetapi juga akibat manipulasi  dari para pelaku ekonomi yang menyalahgunakan kepercayaan dan kekuasaan,” ujar Aminullah Siagian di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al-Washliyah, yaitu organisasi kepemudaan yang bernaung di bawah ormas Islam Al-Washliyah dan aktif dalam bidang dakwah, pendidikan, sosial, serta advokasi kebangsaan.

GPA adalah organisasi otonom dari Al-Washliyah, sebuah ormas Islam yang berdiri sejak 1930 di Medan.

Menurutnya, kejahatan misinvoicing merupakan bentuk manipulasi nilai ekspor-impor dengan cara menggelembungkan atau mengecilkan nilai transaksi di dokumen perdagangan internasional. Modus ini digunakan untuk menyembunyikan aliran uang ilegal, menghindari pajak, atau memindahkan kekayaan ke luar negeri secara terselubung.

“Ini adalah bentuk baru dari kolonialisme ekonomi modern. Negara dirugikan, rakyat kehilangan manfaat fiskal, sementara para pelaku white collar crime hidup nyaman di balik sistem global yang timpang. Karena itu, tindakan Mentkau Purbaya patut didukung penuh,” kata Aminullah.

PP GPA menilai langkah Menkau Purbaya menggelar 'operasi Hantu Misinvoicing' merupakan terobosan yang tidak hanya menyentuh aspek fiskal, tetapi juga agenda besar penyelamatan ekonomi nasional dari cengkeraman mafia finansial lintas negara.

Aminullah menegaskan, nilai kebocoran Rp 1.000 triliun akibat kejahatan misinvoicing bukanlah angka kecil, melainkan ancaman serius terhadap kedaulatan ekonomi Indonesia. Ia menyerukan agar operasi ini tidak berhenti di tahap pengawasan, tetapi dilanjutkan dengan penegakan hukum yang tegas, transparan, dan berkeadilan.

“Ini bukan sekadar operasi administratif, melainkan perang ideologis melawan kejahatan ekonomi global. Kita harus dukung penuh agar tidak ada lagi ruang bagi elit ekonomi yang bermain di wilayah abu-abu, merampas hak negara dan rakyat. Kami minta Menkeu Purbaya melakukan pemeriksaan menyeluruh pada dirjend bea cukai baik yang baru menjabat maupun yang lama untuk menelusuri hal ini. Jika ada potensi kolusi di dalamnya agar serahkan ke penegak hukum”, kata Aminullah. 

PP GPA menyerukan kepada seluruh elemen pemuda Indonesia untuk berdiri di garis depan dalam mengawal operasi pemberantasan kejahatan ekonomi ini sebagai bagian dari perjuangan menegakkan kedaulatan ekonomi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pungkas Aminullah.

Misinvoicing diperkirakan merugikan Indonesia hingga Rp 1.000 triliun per tahun, terutama melalui manipulasi nilai ekspor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit.

Purbaya kini gencar melakukan operasi senyap untuk memberantas praktik ini.

Baca juga: Gaya Koboi Purbaya Dikritik Hasan Nasbi, Pengamat: Selama Presiden Nggak Marah Pasti Solid-solid Aja

Berikut penjelasan lengkapnya:

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved