Produk Kosmetik dan Obat Indonesia Makin Diminati Pasar Luar Negeri
Kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional menguat signifikan dan pada triwulan III 2025 sektor ini tumbuh 11,65 persen.
Ringkasan Berita:
- Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 11,65 persen di triwulan III 2025.
- Investasi di sektor ini mencapai Rp 65,9 triliun, sementara nilai ekspor menembus 15,22 miliar dolar AS.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional menguat signifikan. Pada triwulan III 2025, sektor ini tumbuh 11,65 persen.
Selain itu, investasi di sektor ini mencapai Rp 65,9 triliun, sementara nilai ekspor menembus 15,22 miliar dolar AS. Kinerja ekspor yang terus menanjak juga menunjukkan posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam industri kesehatan dan kecantikan global.
Pencapaian ini menjadi sorotan dalam rangkaian kegiatan Pameran Indonesia Pharmaceutical and Cosmetics for Sustainability (IPCS) 2025 yang berlangsung pada 12-14 November 2025 di Plaza Industri, Kementerian Perindustrian.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Taufiek Bawazier menyampaikan, keberhasilan ekspor produk farmasi dan kosmetik merupakan bukti peningkatan kualitas, inovasi serta kepercayaan pasar global terhadap produk-produk Indonesia.
"Keberhasilan ekspor ini adalah validasi atas standar kualitas tinggi dan inovasi yang diterapkan oleh industri farmasi dan kosmetik Indonesia. Permintaan yang terus meningkat untuk produk-produk yang menggabungkan bahan alami berkualitas dengan teknologi modern," ujarnya.
"Kemampuan menembus pasar yang beragam ini membuktikan bahwa produk Indonesia memiliki daya saing global," kata Taufiek dikutip Minggu (16/11/2025).
Setelah mencatatkan kinerja kuat di sektor kimia dan farmasi, industri kosmetik nasional menunjukkan geliat ekspor yang semakin meluas.
Produk perawatan diri dan kecantikan Indonesia kini hadir di puluhan negara, menandai pertumbuhan permintaan internasional yang konsisten.
PT Prioritas Jaya Indonesia mencatatkan ekspor sabun pepaya merek Jinzu dan Thai ke Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Nigeria dan Kepulauan Pasifik.
Produk parfum merek Honor dan Vlagio milik perusahaan yang sama juga telah memasuki pasar Malaysia dan Filipina.
Baca juga: Penjualan Ekspor Anak Usaha BUMN Farmasi Ini Naik 153 Persen di Tahun 2024
PT Malidas Sterilindo mengekspor sabun mandi dan sampo merek Dorzu ke Malaysia, sementara PT Gemma Natura Lestari menembus pasar Jepang melalui produk Shumi dan pasar Nigeria melalui produk Secrets.
Dukungan manufaktur berskala global turut memperkuat kapasitas ekspor Indonesia. PT Yasulor Indonesia (L’Oréal), pabrik terbesar L’Oréal Group di dunia, mendedikasikan 60 persen kapasitas produksi untuk pasar ekspor.
Produk-produknya telah menjangkau hampir 20 negara, mulai dari kawasan ASEAN, Uni Emirat Arab, Pakistan, Australia, Korea, hingga Afrika Selatan.
Baca juga: Trump Kembali Luncurkan Kebijakan Tarif Impor Baru, Sektor Farmasi hingga Mebel Jadi Sasaran
Unilever Indonesia juga memperluas pengiriman produknya ke 22 negara, memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi kosmetik dan perawatan diri yang strategis di kawasan.
| Kepala BPOM Larang Influencer Beri Label Approved pada Produk Kosmetik |
|
|---|
| Breaking News: Eks Dirut PT Indofarma Arief Pramuhanto Jadi Tersangka Korupsi Pengelolaan Keuangan |
|
|---|
| Menperin Ingin Gap Konsumsi Per Kapita Diisi Produk Lokal |
|
|---|
| Kejaksaan Agung Cermati Laporan Investigasi BPK tentang PT Indofarma |
|
|---|
| Ciri-ciri Kulit dan Wajah yang Terkena Merkuri |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.