Senin, 17 November 2025

Kemenperin Percepat Cetak Talenta Digital Industri 4.0 Lewat Hackathon 2025

PIDI 4.0 bersama Ericsson, Qualcomm dan Kementerian Komunikasi dan Digital, menyelenggarakan Hackathon 2025 untuk mencetak talenta digital.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
TRANSFORMASI DIGITAL - President Director of Ericsson Indonesia Daniel Ode (kiri) bersama Duta Besar Swedia untuk Indonesia Daniel Blockert (kanan) disela-sela peluncuran Ericsson Hackathon 2025 sebagai simbol dimulainya kompetisi inovasi berbasis 5G dan AI di Jakarta, Kamis (18/9/2025). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ringkasan Berita:
  • PIDI 4.0 menjalin kerjasama dengan Ericsson, Qualcomm dan Kementerian Komunikasi dan Digital, menyelenggarakan Hackathon 2025 untuk mencetak talenta digital di sektor industri.
  • Kegiatan ini mengembangkan prototipe berbasis teknologi 5G dan Artificial Intelligence (AI).

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mempercepat digitalisasi industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengembangkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai standar pengukuran kesiapan digital industri.

Pemerintah juga membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0) di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) sebagai pusat solusi satu pintu transformasi industri.

Salah satu langkah strategis yang ditempuh PIDI 4.0 menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi Ericsson dari Swedia dan Qualcomm dari AS serta Kementerian Komunikasi dan Digital, melalui penyelenggaraan Hackathon 2025 bertema Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI.

Kompetisi kolaboratif ini kembali digelar dengan jangkauan lebih luas, mengajak talenta muda, startup, dan pengembang untuk mengembangkan prototipe berbasis teknologi 5G dan Artificial Intelligence (AI).

Rangkaian kegiatan yang dimulai 18 September 2025 ini mencapai babak final pada 12-13 November 2025.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menyampaikan pentingnya penguatan kompetensi SDM untuk mendukung transformasi digital nasional.

"Indonesia membutuhkan SDM yang tidak sekadar mampu menggunakan teknologi, tetapi juga menciptakannya," ujarnya.

"Hackathon ini sejalan dengan arah pembangunan industri nasional dalam Making Indonesia 4.0 serta visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia tahun 2030. Kuncinya adalah transformasi teknologi, penguatan inovasi dan digitalisasi manufaktur," tutur Doddy.

Direktur Ericsson Indonesia Ronni Nurmal menyatakan, pentingnya percepatan adopsi teknologi baru di era industri teknologi yang kian maju.

"Kami berharap banyak inovasi lahir dari pemanfaatan 5G dan AI untuk menjawab kebutuhan industri. Pemanfaatan AI kini berkembang pesat dan berpotensi besar meningkatkan kinerja manufaktur," ungkap Ronni.

Baca juga: 550 Peserta Ikuti Kompetisi Garuda Hackathon 5.0 di Universitas Multimedia Nusantara

Sejak inisiatif Making Indonesia 4.0 diluncurkan pada 2018, pemerintah semakin mendorong sektor industri mengadopsi teknologi mutakhir guna meningkatkan efisiensi, produktivitas dan daya saing global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan penerapan industri 4.0.

Baca juga: Komdigi Finalisasi Registrasi SIM Card Berbasis Pengenalan Wajah

"Keberhasilan implementasi industri 4.0 tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia serta kematangan proses bisnis," ucap Agus dikutip Minggu (16/11/2025).

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved