Perkuat Ketahanan Energi, Kilang LPG Recovery Cilamaya 40 MMSCFD Beroperasi Awal 2026
Kilang LPG Recovery Cilamaya mencapai 85% progres dan ditargetkan beroperasi komersial sebelum akhir Januari 2026.
Ringkasan Berita:
- Kilang LPG Recovery Cilamaya mencapai 85 persen progres dan ditargetkan beroperasi komersial sebelum akhir Januari 2026.
- Operasional ini untuk mendukung substitusi impor dan memperkuat ketahanan energi nasional.
- Proyek ini memberikan dampak ekonomi daerah, menyerap ratusan tenaga kerja lokal.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Upaya pemerintah memperkuat ketahanan energi nasional kembali menunjukkan hasil nyata melalui percepatan pembangunan Kilang LPG Recovery Cilamaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Kilang berkapasitas 40 MMSCFD ini telah menyelesaikan sekitar 85 persen tahap Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dan ditargetkan mulai beroperasi komersial sebelum akhir Januari 2026.
Pembangunan kilang ini merupakan langkah strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejalan dengan visi Nawa Cita dan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mewujudkan ketahanan energi menuju Indonesia Emas 2045.
Fokus pemerintah adalah mengurangi ketergantungan pada impor LPG yang selama ini masih mendominasi pemenuhan kebutuhan domestik.
Project Manager Hidayat menjelaskan bahwa kehadiran Kilang LPG Recovery Cilamaya merupakan langkah konkret pemerintah dan sektor swasta dalam memperkuat kemandirian energi.
“Kilang ini dirancang untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan LPG nasional. Saat ini sebagian besar kebutuhan LPG masih dipenuhi melalui impor,” kata Hilda ditulis, Kamis (20/11/2025).
Permintaan LPG nasional saat ini mencapai 6,5–7 juta ton per tahun, dengan 75 sampai 80 persen di antaranya masih bergantung pada negara pemasok seperti Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, dan Aljazair.
“Upaya untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dosmetik melalui Pembangunan kilang LPG baru dan optimalisasi fasilitas yang ada, menjadi prioritas penting untuk memperkuat ketahanan energi dan mengurangi deficit neraca perdagangan migas,” kata Hidayat.
Kilang LPG Recovery Cilamaya nantinya akan menerima pasokan bahan baku gas (raw material/feed gas) dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ (Offshore North West Java) dan mampu memproduksi sekitar 178 metrik ton LPG per hari.
Teknologi pemrosesan yang digunakan meliputi dua kolom fraksinasi dan satu kolom absorpsi, dengan gabungan sistem pendinginan dari MRU (Mechanical Refrigeration Unit) ditambah Turbo Expander untuk memperoleh recovery propana dan butana.
Baca juga: Disebut Menteri Bahlil Salah Baca Data Harga LPG, Menkeu Purbaya: Intinya Sama
Selain memberikan kontribusi nyata terhadap pasokan LPG dalam negeri dan program substitusi impor, keberadaan kilang ini juga memberikan dampak ekonomi bagi daerah, termasuk penyerapan tenaga kerja.
Selama masa EPC, proyek telah menyerap sekitar 261 tenaga kerja lokal atau 60?ri total kebutuhan tenaga kerja.
Pada masa operasi dan pemeliharaan (O/M) selama 10 tahun ke depan, kilang diproyeksikan menyerap sedikitnya 25 pekerja lokal, sehingga menciptakan multiplier effect bagi pelaku usaha di sekitar wilayah operasi.
Dalam aspek penyediaan energi listrik, pengembang memilih bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk memenuhi kebutuhan daya sebesar 3.465 KVA per hari.
Baca juga: Tingkatkan Produksi BBM dan LPG, Berikut Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina
Sumber: Tribunnews.com
| PGN Gagas Kembangkan CNG untuk Dukung Ketahanan Energi Nasional |
|
|---|
| Perkuat Ketahanan Energi Nasional, MKI Gelar Electricity Connect 2025 |
|
|---|
| Ketahanan Energi Terancam, Peremajaan Kilang Minyak Nasional Mendesak Dilakukan |
|
|---|
| Cek Enda: Peningkatan Investasi Hulu Migas Momentum Perkuat TKDN dan Dukung Ekonomi Daerah Penghasil |
|
|---|
| Pertamina NRE Dukung Ketahanan Energi dengan EBT dan Pengelolaan Transisi Energi yang Efisien |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.