Jumat, 21 November 2025

Future Gas Economy 2025: Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Optimalisasi CNG & LNG Nasional

Aspebindo dan APLCNGI bersama Lemigas telah melakukan riset mendalam mengenai pemanfaatan CNG dan LNG serta dinamika industrinya

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
HO
Ketua Umum Aspebindo Anggawira pada Talkshow Feature Gas Economy 2025 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) bersama Asosiasi Perusahaan Liquefied & Compressed Natural Gas Indonesia (APLCNGI) menggelar Talkshow “Future Gas Economy 2025: Strengthening The National CNG & LNG Framework”.

Hadir sebagai pembicara Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi, Kepala BPH Migas Wahyudi Anas, Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia Santiaji Gunawan, serta Dirjen Migas yang diwakili Noor Arifin Muhammad.

Baca juga: Aspebindo dan APLCNGI Sinergi Percepat Visi Swasembada Energi dan Net Zero Emission

Ketua Umum Aspebindo, Anggawira, membuka acara dengan memaparkan hasil riset bersama Lemigas terkait tantangan dan potensi CNG-LNG.

“Aspebindo dan APLCNGI bersama Lemigas telah melakukan riset mendalam mengenai pemanfaatan CNG dan LNG serta dinamika industrinya. Dari kajian tersebut, kami melihat potensi bisnis besar sekaligus tantangan yang harus segera diatasi. Ini modal penting bagi Indonesia dalam menghadapi transisi energi,” ujar Anggawira, Kamis (20/11/2025).

Menanggapi temuan tersebut, Kurnia Chairi dari SKK Migas langsung menjawab dari sisi hulu.

“Alokasi dan harga gas domestik akan terus didorong oleh SKK Migas untuk mendukung industri lokal dan menciptakan multiplier effect yang optimal. Semua kebijakan ini bermuara pada satu hal: proyek harus ekonomis agar investor tertarik dan gas terus dapat diproduksikan,” tegas Kurnia.

Dari sisi hilir, Ketua Umum APLCNGI Dian Kuncoro menyambut baik komitmen hulu tersebut sambil menyampaikan progres lapangan.

“Saat ini anggota kami sedang aktif membangun LNG plant skala kecil dan memperluas jaringan outlet CNG. Yang kami butuhkan adalah jaminan pasokan gas yang konsisten serta penyeragaman harga SPBG antar wilayah agar swasta bisa bergerak lebih leluasa, terutama di bisnis beyond pipeline,” kata Dian.

Baca juga: Aspebindo Tinjau Langsung Co-Firing Biomassa di PLTU Lontar Banten, Bicara Target eNDC 2030

Noor Arifin Muhammad yang mewakili Dirjen Migas menegaskan dukungan penuh pemerintah.

“Kementerian ESDM fokus mendukung arahan Menteri Bahlil Lahadalia untuk meningkatkan lifting migas. Ketahanan energi adalah prioritas nasional, dan kami mengajak semua pelaku usaha bersama-sama tingkatkan produksi dalam negeri,” ungkapnya.

Santiaji Gunawan dari PT Gagas Energi Indonesia menekankan pentingnya satu visi bersama.

“Kita harus berdiskusi, menyinergikan langkah, dan bergerak dalam satu visi untuk mencapai swasembada energi sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto,” ujar Santiaji.

Pernyataan itu langsung diperkuat oleh Rakhmad Dewanto dari PLN EPI yang membawa perspektif permintaan.
“Permintaan listrik nasional melonjak tajam, proyeksi kami bisa mencapai 511 TWh. Ini semua membutuhkan pasokan energi yang andal dan terintegrasi, termasuk peran strategis gas bumi,” jelas Rakhmad.

Melalui talkshow ini, Aspebindo dan APLCNGI menegaskan bahwa optimalisasi CNG-LNG nasional hanya akan tercapai melalui sinergi yang solid antara regulator, BUMN, dan swasta — dari hulu yang ekonomis, pasokan yang pasti, hingga permintaan yang terus meningkat — demi mendukung transisi dan kemandirian energi Indonesia.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved