Pajak Bruto Tumbuh Signifikan, Dirjen Bimo Ungkap Sektor Penopang Utamanya
Kementerian Keuangan mencatat tren positif penerimaan pajak bruto sepanjang Januari hingga Oktober 2025 sebesar Rp 1.799,6 triliun
Ringkasan Berita:
- Direktur Jenderal Pajak Bimo Wijayanto mengatakan, penerimaan pajak bruto terus mengalami peningkatan sejak tahun 2022
- Sektor penopang penerimaan pajak bruto yang menjadi motor utama pertumbuhan pajak tahun ini meliputi sektor ketenagalistrikan, pertambangan bijih logam.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat tren positif penerimaan pajak bruto sepanjang Januari hingga Oktober 2025 sebesar Rp 1.799,6 triliun atau tumbuh 1,8 persen dibandingkan tahun 2024 sebesar Rp 1.767,1 triliun.
Pajak bruto adalah total penerimaan pajak kotor sebelum dikurangi dengan pengeluaran berupa restitusi yakni pengembalian kelebihan bayar pajak kepada wajib pajak.
Baca juga: Penerimaan Pajak Neto hingga Oktober 2025 Tertekan Akibat Lonjakan Restitusi
Direktur Jenderal Pajak Bimo Wijayanto mengatakan, penerimaan pajak bruto terus mengalami peningkatan sejak tahun 2022.
"Kalau kita lihat performance kami dari tahun lalu itu ada pertumbuhan 1,8 persen dari Januari-Oktober 2024 ke Januari-Oktober 2025," kata Bimo saat Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (24/11/2025).
Menurut Bimo, rata-rata penerimaan pajak bruto bulanan naik dari Rp 176,7 triliun pada 2024 menjadi Rp 180 triliun pada 2025 artinya ada tambahan hampir Rp 4 triliun per bulan.
"Rata-rata per bulan ada kenaikan yang sekitar Rp 4, atau 3,3 triliun per bulan, rata-rata dari Rp 176,7 triliun per bulan ke Rp 180 triliun per bulan," ungkapnya.
Adapun sektor penopang penerimaan pajak bruto yang menjadi motor utama pertumbuhan pajak tahun ini meliputi sektor ketenagalistrikan, pertambangan bijih logam.
"Karena adanya usaha-usaha intensifikasi pajak yang berhasil, kemudian pertambangan bijih logam profitability-nya semakin baik khususnya di sini, sektor hilirisasi, dan juga sektor pertambangan minerba," papar dia.
Baca juga: MUI Tetapkan Fatwa Baru: Barang Primer dan Konsumtif Haram Kena Pajak
Kemudian di perdagangan besar, Bimo bilang ditopang oleh penerimaan PPN Pemungutan, lalu yang meningkat signifikan sejalan dengan tren belanja online.
"Ini perdagangan online yang cukup besar," tegas Bimo.
Lalu sektor perbankan sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga dan juga pergerakan positif dari laba-laba perbankan. Terakhir, pertanian tanaman dan juga industri minyak kelapa sawit.
"Ini sejalan dengan peningkatan baik dari volume penjualan maupun dari peningkatan harga CPO global, di pasar global," ungkap Bimo.
Sumber: Tribunnews.com
| Fenomena Gaya Kepemimpinan 'Showman': Purbaya Antara Ketegasan dan Panggung Publik |
|
|---|
| Profil Heru Pambudi, Sekjen Kemenkeu yang Jadi Sorotan karena Ponselnya, Punya Harta Rp71 Miliar |
|
|---|
| Sengkarut Masalah Coretax: Eror di Awal Peluncuran, Diduga Ada Korupsi, hingga Digarap Lulusan SMA |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Tunda Kenaikan Cukai Rokok, Ekonom Ingatkan Ancaman Produk Ilegal |
|
|---|
| Tak Disalami Purbaya, Ini Sosok Deni Surjantoro, Pejabat di Kemenkeu, Jabatannya Mentereng |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Dirjen-Pajak-Kemenkeu-Bimo-Wijayanto-saat-Rapat-Kerja-bersama-Komisi-XI-DPR.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.