Ibadah Haji 2025
Temuan Tim Pengawas Haji Itjen Kemenag, Ada Nasi Katering untuk Jemaah Bau Karung Goni
Tim pengawasan ibadah Haji 1446 H/2025 M yang diturunkan Itjen Kemenag menemukan menemukan nasi katering untuk jemaah haji berbau karung goni.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) menerjunkan tim untuk pengawasan penyelenggaraan ibadah Haji 1446 H/2025 M.
Baca juga: Maklumat Arab Saudi yang Wajib Dipatuhi Jemaah saat Puncak Ibadah Haji di Arafah, Muzdlifah dan Mina
Salah satu inisiatif utamanya adalah penerapan Immediate Corrective Action terhadap sejumlah temuan layanan yang berpotensi menurunkan kualitas pelayanan jemaah.
"Pengawasan yang kami lakukan bukan hanya bersifat reaktif, tetapi langsung diikuti dengan aksi korektif di lapangan. Kami mendorong agar seluruh penyedia layanan bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kontrak dan menjaga kualitas pelayanan," ujar Inspektur Jenderal Kemenag, Khairunas, di Kantor Itjen Kemenag, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Baca juga: Menilik Dapur Katering Haji Indonesia di Madinah, Bumbu Didatangkan Langsung Dari Tanah Air
Khairunas mengatakan bahkan pihaknya sempat menemukan nasi katering untuk jemaah haji yang berbau karung goni.

Penyedia layanan katering langsung ditegur dan dilakukan perbaikan makanan untuk jemaah.
"Terjadi nasi yang berbau goni karena ada yang dicampur di karung goni dan karung plastik, kemudian langsung ditegur pihak kateringnya, kemudian langsung ditegur juga juru masaknya," katanya.
"Besoknya sudah lakukan perbaikan itu langkah-langkah langsung diperbaiki seperti itu," tambahnya.
Dalam hal akomodasi, Tim Pemantau Itjen Kemenag telah memberikan rekomendasi untuk melakukan penanganan sesegera mungkin atas laporan kamar yang tidak layak huni dan tidak sesuai kontrak, termasuk tidak tersedianya perlengkapan kamar mandi bagi jemaah.
"Cita rasa makanan adalah bagian penting dari kenyamanan jemaah selama berhaji. Karena itu, kami memastikan setiap menu yang disajikan bercita rasa khas Indonesia dan ramah bagi lansia," katanya.
"Chef dan bahan masakannya pun kami pastikan berasal dari Indonesia agar jemaah merasa seperti di rumah sendiri, meski sedang berada di tanah suci," tambahnya.
Pada layanan transportasi, lanjutnya, pengawasan yang dilakukan oleh Itjen juga dilakukan untuk memastikan standar layanan transportasi antar kota (Madinah–Makkah) dan bus sholawat agar nyaman, tepat waktu, serta bebas pungutan liar.
"Kami memastikan seluruh moda transportasi baik dari Madinah ke Makkah maupun sebaliknya, serta bus sholawat, berjalan sesuai standar kenyamanan dan ketepatan waktu. Tidak boleh ada pungutan liar dalam bentuk apa pun," kata Khairunas.
Saat ini, Itjen sedang menginisiasi adanya pembangunan Dashboard Layanan Haji, sebuah sistem pemantauan digital yang dirancang untuk membantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dalam mengelola pergerakan jemaah, terutama menjelang fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.