Senin, 1 September 2025

Ibadah Haji 2025

Suhu Diperkirakan 50 Derajat Celcius Saat Wukuf di Arafah, Berikut Tips Cegah Terserang Heatstroke

Pada puncak haji itu, suhu udara di Kota Makkah diperkirakan mencapai 50 derajat celcius. Kepala BPOM bagikan tips untuk terhindar dari heatstroke.

|
Penulis: Dewi Agustina
Editor: Adi Suhendi
Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina
IBADAH HAJI - Anggota Amirul hajj yang juga Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof DR Taruna Ikrar di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Jumat (30/5/2025). Ia memberikan tipsuntuk mencegah terserang heatstroke saat puncak haji di Arafah. 

"Tiga hal itu yang bisa saya berikan sebagai tips untuk mencegah terjadinya heat stroke," ujarnya.

Jika ada jemaah yang terkena heatstroke, bagaimana pertolongan pertama untuk jemaah tersebut?

Taruna mengatakan jemaah sebaiknya dibaringkan di tempat yang agak sejuk.

"Cara kedua, jemaah diberi udara yang lebih segar," ujarnya.

Selanjutnya jika jemaah masih dalam keadaan sadar, diberi air minum lebih banyak.

"Dan terakhir bisa dipijitin apakah punggungnya atau kakinya, itu bisa menambah untuk memacu sistem saraf kita untuk merangsang sistem pembuluh darah kita untuk aktif lagi," katanya.

Ataupun bisa dikompres dengan air dingin.

Suhu Tubuh Meningkat

Sengatan panas atau heatstroke, dikenal juga dengan istilah sunstroke, merupakan suatu jenis penyakit panas parah yang membuat suhu tubuh meningkat hingga 40 C dan membuat kondisi kebingungan.

Serangan bisa terjadi secara tiba-tiba ataupun secara bertahap.

Komplikasi yang bisa terjadi antara lain kejang, rhabdomyolysis, atau gagal ginjal.

Untuk diagnosis serangan panas umumnya berdasarkan gejala.

Kondisi ini merupakan jenis hipertermia.

Penyebab

Serangan panas bisa disebabkan tingginya suhu eksternal atau adanya aktivitas fisik yang berisiko.

Faktor risiko dari serangan panas seperti gelombang panas, tingginya kelembaban, penggunaan obat-obatan seperti golongan obat diuretik, golongan beta blocker, atau konsumsi alkohol, adanya riwayat sakit jantung, dan memiliki kelainan kulit.

Kejadian serangan panas yang tidak berkaitan dengan aktivitas fisik umumnya bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki usia ekstrem atau sudah memiliki masalah kesehatan yang bersifat jangka panjang.

(Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan