Selasa, 9 September 2025

Virus Corona

Cara Singapura Yakinkan Warga agar Tetap Tenang Hadapi Corona

Singapura meyakinkan warganya untuk tetap tenang hadapi virus corona. Pemerintah secara transparan memberikan langkah-langkah penanganan

Penulis: Tiara Shelavie

Membatasi Pertemuan Massa

Singapura juga mengambil langkah besar soal pertemuan keagamaan.

Di Korea Selatan, kasus virus corona menyebar lewat kelompok keagamaan Shincheonji.

Di Singapura, dua kluster besar berasal dari kelompok gereja pula.

Kemudian ada beberapa warga Singapura yang baru-baru ini menghadiri Tabligh Akbar di Kuala Lumpur, Malaysia, terinfeksi virus corona.

Virus ini tentu saja bukan semata-mata masalah keagamaan.

Melainkan, virus diduga kuat bisa menyebar dengan cepat di tempat-tempat di mana banyak orang ramai berkumpul, seperti acara keagamaan.

Karena itu, Arab Saudi sementara ini menutup umrah untuk sementara.

Para pendeta menyampaikan khotbahnya lewat live streaming demi mencegah kerumunan di Saint Peter's Square.

Lee Hsien Loong meminta warga Singapura memaklumi kondisi saat ini, di mana pertemuan-pertemuan dibatasi.

Memprioritaskan Pasien yang Mengalami Gejala Serius

Selain membatasi perkumpulan massa, Singapura juga sudah mengantongi cara menangangi virus corona.

Dengan kemungkinan adanya ledakan jumlah penderita, rumah sakit dipastikan tidak bisa lagi menampung pasien.

Singapura tidak bisa lagi mengisolasi satu per satu suspect seperti saat ini.

Maka, perawatan di rumah sakit hanya dikhususkan untuk pasien yang sakit parah.

Seperti yang diketahui, 80 persen pasien virus corona hanya mengalami gejala atau sakit ringan.

Pasien yang paling berbahaya biasanya pasien lanjut usia, atau pasien yang memiliki penyakit lain sebelumnya, seperti tekanan darah tinggi atau masalah paru-paru.

Jika jumlah penderita makin banyak, pasien yang parah saja yang akan dirawat.

Sementara untuk penderita yang mengalami gejala ringan, disarankan untuk mendapatkan perawatan pribadi di rumah, istirahat, dan mengisolasi diri.

Sumber daya difokuskan pada pasien yang menderita sakit parah.

Dengan begitu, diharapkan jumlah kematian bisa ditekan.

Langkah-langkah Jarak Sosial

Selain menyiapkan rencana medis, jika ada ledakan pasien, Singapura juga akan melakukan tindakan pembatasan sosial lain agar tiap warga jaga jarak satu sama lain.

Langkah tersebut meliputi meliburkan sekolah, menekan jam kerja, atau menerapkan kerja dari rumah.

Langkah itu diharapkan bisa menjadi "rem" besar untuk menekan penyebaran.

"Rem" itu akan menahan penyebaran virus dan mencegah sistem kesehatan bekerja terlalu berlebihan.

Setelah situasi membaik, Singapura bisa kembali ke tindakan pencegahan dasar awal.

Singapura Tak Akan Mengisolasi Kota

Lee Hsien Loong menekankan dalam pidatonya bahwa situasi di Singapura saat ini terkendali.

Maka, Singapura tidak menyatakan status merah DORSCON.

Level DORSCON
Level DORSCON

Singapura juga tidak mengunci kota-kota seperti yang dilakukan di China, Korea Selatan, dan Italia.

Singapura Siapkan Anggaran Rp 59 Triliun agar Ekonomi Tetap Stabil

Lee Hsien Loong mengungkapkan perekonomian Singapura turut terkena dampaknya akibat virus corona.

Maka dari itu, Singapura telah menyiapkan anggaran "Paket Dukungan dan Stabilisasi" sebanyak 4 miliar dollar atau setara 59 triliun rupiah.

Anggaran itu nantinya akan digunakan untuk membantu bisnis, para pekerja, dan rumah tangga dalam waktu dekat ini.

Lee Hsien Loong menyebut persiapan anggaran itu cukup membantu.

Baca: Ibadah Ramadan Tak akan Dibatasi, Menag Beri Imbauan Cegah Corona

Namun karena kedepannya masih belum jelas, Singpura sadar masih banyak hal yang harus dilakukan.

Situasi akibat virus corona cukup serius di beberapa aspek, seperti perhotelan, penerbangan, dan para pekerja lepas di bidang ekonomi.

"Tak ada yang selamat, semua terkena dampaknya, meski dengan derajat yang berbeda," ujar Lee Hsien Loong.

Kini pemerintah Singapura sedang mengerjakan "paket kedua".

Dengan begitu, pemerintah bisa membantu perusahaan dalam hal biaya dan aliran dana, agar mereka tetap "berlayar meski badai menerjang."

"Kami akan membantu para pekerja mendapatkan pekerjaannya, dan berlatih kembali selama masa terpuruk mereka."

"Jadi ketika semua kembali normal, pekerja kita sudah berada di depan gerbang, dan bisa kembali produktif secara langsung."

"Kami juga akan memberikan uluran tangan ekstra pada mereka-mereka yang mengalami PHK atau pengangguran, serta keluarga mereka, agar bisa melalui masa sulit ini."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan