AS Kecam Uji Coba Rudal Rusia yang Hasilkan Puing-puing di Luar Angkasa
AS mengecam Rusia karena melakukan uji coba rudal anti-satelit berbahaya dan tidak bertanggung jawab yang menghasilkan puing-puing di luar angkasa.
Penulis:
Yurika Nendri Novianingsih
Editor:
Nuryanti
Juru bicara Pentagon John Kirby menekankan bahwa Rusia tidak memberi Washington peringatan awal tentang rudal tersebut.
“Kami mengamati dengan cermat jenis kemampuan yang tampaknya ingin dikembangkan Rusia, yang dapat menimbulkan ancaman tidak hanya bagi kepentingan keamanan nasional kami, tetapi juga insentif keamanan negara-negara penjelajah ruang angkasa lainnya,” katanya.
"Sudah sangat jelas, kami ingin melihat norma untuk ruang angkasa sehingga dapat digunakan secara bertanggung jawab oleh semua negara antariksa."
Bahaya Ledakan Satelit
Dikutip dari CNA, Senjata anti-satelit (ASAT) adalah rudal berteknologi tinggi yang dimiliki oleh beberapa negara.
India adalah negara terakhir yang melakukan uji coba pada 2019, menciptakan ratusan keping sampah luar angkasa yang dikritik keras oleh negera lain, termasuk Amerika Serikat.
Amerika Serikat menembak jatuh sebuah satelit pada tahun 2008 sebagai tanggapan terhadap China yang mendemonstrasikan KO serupa pada tahun 2007.
Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan Harvard, mengatakan bahwa uji coba semacam itu sama dengan "gemerisik pedang".
Dia menambahkan, sudah terlalu banyak puing yang berada di luar angkasa.
"Kekhawatiran di antara orang-orang di industri luar angkasa adalah bahwa kita sudah memiliki terlalu banyak puing di sana (luar angkasa)," katanya.
Baca juga: Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang Luncurkan Roket Epsilon, Dilengkapi 9 Satelit Kecil
Baca juga: SpaceX dan NASA Sukses Luncurkan 4 Astronot ke Stasiun Luar Angkasa
Objek pertama dari puing-puing awan akan mulai memasuki atmosfer dalam beberapa bulan, tetapi bisa sampai 10 tahun sebelum benar-benar hilang.
Itu bisa membahayakan wilayah ruang angkasa yang semakin padat yang dikenal sebagai "orbit Bumi rendah."
Saat ini ada lebih dari 4.500 satelit yang mendesing di planet ini, menurut Union of Concerned Scientists, dengan perusahaan seperti SpaceX berencana untuk meluncurkan hingga puluhan ribu lebih, karena industri ruang angkasa swasta mengalami pertumbuhan yang cepat.
(Tribunnews.com/Yurika)