Konflik Rusia Vs Ukraina
Mahasiswa asal Nigeria dan India Mengaku Alami Perlakuan Rasis di Perbatasan Ukraina
Warga pendatang mengalami perlakuan rasis ketika berada di perbatasan Ukraina dan Polandia.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Nuryanti
Kemudian, Saakshi dan orang di antrean tersebut memberikan pertolongan dan tentara Ukraina yang berjaga tidak peduli.
“Kita pun memberikan pertolongan pertama. Mereka (tentara Ukraina) tidak peduli dan berlanjut untuk memukuli para mahasiswa,” tambahnya.
Baca juga: Konvoi Kendaraan Lapis Baja Rusia Mendekati Kyiv saat Serangan Rudal Barbar Terus Berlanjut
Kesaksian terkait perlakuan rasis juga dikemukakan mahasiswa kedokteran asal Nigeria berumur 23 tahun, Nneka Abigail.
Ia mengungkapkan banyaknya prasangka yang dilakukan oleh tentara perbatasan di Ukraina terhadap mahasiswa dari negara lain.
“Mereka sangatlah rasis terhadap kita di perbatasan. Mereka mengatakan warga Ukraina harus lewat terlebih dahulu dan menyuruh warga dari negara lain untuk mundur.”
“Ini sangatlah sulit bagi orang asal Nigeria dan warga dari negara lain untuk melintas. Pemerintah Ukraina mengizinkan warga Ukraina lain untuk pergi ke Polandia. katanya.
Kemudian, Nneka memberikan perbandingan terkait perlakuan tentara perbatasan terhadap warga Ukraina dengan penduduk dari negara lain.
“Contohnya sekitar 200 hingga 300 warga Ukraina bisa melintasi perbatasan dan hanya 5 atau 10 warga dari negara lain yang diperbolehkan melintas.”
“Ditambah waktu yang dibutuhkan sangatlah lama. Ini sangatlah sulit, mereka mendorong kita, memukuli kita, memaki kita,” jelasnya.
Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Menara TV Kyiv Tewaskan Lima Orang
Di sisi lain, negara-negara Afrika mengutuk perlakuan diskriminasi terhadap warga Afrika di perbatasan Ukraina selama pertemuan dengan United Nations Security Council (UNSC) pada Senin (28/2/2022).
“Kita sangatlah mengutuk tindakan rasisme yang ada dan percaya bahwa hal itu menghancurkan semangat solidaritas yang sangat dibutuhkan pada akhir-akhir ini.”
“Perlakuan yang salah terhadap orang Afrika di perbatasan Eropa harus berhenti secepatnya terkait orang Afrika yang akan meninggalkan Ukraina atau melintasi perbatasan Mediterania,” ujar Duta Besar Kenya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina