Senin, 17 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Sendirian, AS Dukung Kemerdekaan Palestina, Netanyahu: Gaza akan Didemiliterisasi

Israel mulai kehilangan teman dekatnya setelah Amerika Serikat (AS) diindikasikan mendukung kemerdekaan Palestina.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Facebook Perdana Menteri Israel
ISRAEL MULAI SENDIRIAN - Foto ini diambil dari Facebook Perdana Menteri Israel memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers pada hari Minggu (10/8/2025). Israel saat ini sendirian setelah sekutu dekatnya, AS diindikasikan mendukung kemerdekaan Palestina. 

Ringkasan Berita:
  • Israel kini mulai sendirian setelah Amerika Serikat (AS) menunjukkan dukungan untuk jalan menuju kemerdekaan Palestina.
  • Kini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan politik yang signifikan dari sekutu koalisi sayap kanan jauhnya.
  • Dua menteri sayap kanan terkemuka, Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, secara terbuka menyerukan Netanyahu untuk mencela gagasan Negara Palestina.

TRIBUNNEWS.COM - Israel mulai kebingungan setelah sahabat dekatnya, Amerika Serikat (AS) diindikasikan akan mendukung kemerdekaan Palestina.

Melalui rancangan resolusi PBB, AS dan banyak negara mayoritas Muslim menunjukkan dukungan untuk jalan menuju kemerdekaan Palestina.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang memulai negosiasi pada 7 November 2025 untuk rancangan tersebut, yang akan mengamanatkan usulan Presiden AS Donald Trump untuk pemerintahan transisi “Dewan Perdamaian” di Gaza untuk menangani isu-isu termasuk rekonstruksi pascaperang dan pemulihan ekonomi.

Setelah isu itu merebak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan politik yang signifikan dari sekutu koalisi sayap kanan jauhnya.

Menanggapi kecaman dari para menteri garis keras, Netanyahu pada Minggu (16/11/2025) menyatakan kembali penolakan Israel terhadap pembentukan Negara Palestina di wilayah mana pun.

Dikutip dari The Straits Times, sikap ini ditegaskan setelah muncul protes dari sekutu koalisi yang ultra-nasionalis.

"Penolakan kami terhadap Negara Palestina di wilayah mana pun tidak berubah," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

"Gaza akan didemiliterisasi dan Hamas akan dilucuti, baik dengan cara yang mudah atau pun sulit. Saya tidak membutuhkan penegasan, unggahan, atau ceramah dari siapa pun," lanjutnya.

Sebelumnya, dua menteri sayap kanan terkemuka, Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, secara terbuka menyerukan Netanyahu untuk mencela gagasan Negara Palestina.

Ben-Gvir bahkan mengancam akan keluar dari koalisi pemerintahan jika Netanyahu tidak mengambil tindakan yang tegas.

Ancaman pengunduran diri dari sayap kanan dapat menyebabkan runtuhnya pemerintahan sayap kanan Netanyahu jauh sebelum pemilu berikutnya, yang dijadwalkan paling lambat pada Oktober 2026.

Baca juga: Komisi I DPR Sebut Jangan Sampai Pengiriman 20 Ribu TNI ke Gaza Dimanfaatkan Israel

Selain Ben-Gvir dan Smotrich, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz dan Menteri Luar Negeri Gideon Saar turut mengeluarkan pernyataan melalui platform media sosial X.

Mereka menentang Negara Palestina, meskipun mereka tidak secara langsung menyebut Netanyahu.

Sementara itu, Smotrich menuduh Netanyahu telah gagal menepati janjinya dan mendesaknya untuk segera merumuskan respons.

Ia mendesak Netanyahu untuk "memperjelas kepada seluruh dunia bahwa Negara Palestina tidak akan pernah muncul di tanah air kami".

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved