Restoran Jepang cari alternatif saat harga telur naik di tengah krisis flu burung
Banyak restoran kecil mencoret beberapa hidangan dari menu sementara pemain besar seperti McDonald's dan 7-Eleven mengubah resep mereka.
Baca juga:
- Puluhan unggas dilaporkan terjangkit flu burung di Kalimantan Selatan, pemerintah diminta ‘gerak cepat’
- Paguyuban peternak sebut harga telur ayam akan di atas Rp27.000/kg selama harga pakan dan bibit mahal
- Foto telur yang disukai 52 juta kali di Instagram ternyata iklan kesehatan mental
Bisnis-bisnis kecil juga dipaksa untuk berhemat. Pada Februari, waralaba warung makan Skylark Holdings menghentikan sementara penjualan berbagai item menu termasuk nasi goreng telur dan panekuk.
Telur rebus ala Jepang, yang sebelumnya ditawarkan kepada pelanggan secara cuma-cuma bersama sukiyaki, sekarang dibanderol 55 yen.
Sekitar 28% perusahaan restoran yang terdaftar di Jepang telah menangguhkan atau mungkin mempertimbangkan untuk menangguhkan sebagian dari menu mereka, menurut sebuah studi terhadap 100 restoran oleh firma riset Teikoku Databank pekan ini.
Firma itu menambahkan bahwa mereka tidak melihat pasokan telur di Jepang akan mengalami "normalisasi" dalam waktu dekat, mengingat ada pemusnahan massal ayam.
Pakar ketahanan pangan juga mengatakan tekanan harga kemungkinan masih akan berlanjut di masa depan.
Produksi diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya karena wabah flu burung tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, kata Katsuhiko Kitahara, seorang peneliti eksekutif di Norinchukin Research Institute.
"Beberapa peternakan diperkirakan akan gulung tikar karena harga pakan yang tinggi," katanya kepada BBC.
Jadi, situasi ini mendorong banyak pemilik restoran dan koki rumahan mencari alternatif. Misalnya, raksasa makanan laut Nissui Corporation membuat tamagoyaki - telur dadar gulung Jepang - dari ikan pollack Alaska.
Produk ini sudah mereka jual sejak paruh kedua tahun 2022, dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan alergi telur.
Ia belum pernah menjadi "produk terlaris", juru bicara perusahaan Tetsuya Iida mengatakan kepada BBC.
Tetapi jumlah produk tersebut yang dikirim ke supermarket meningkat lima kali lipat tahun ini.
"Pada titik ini, kami melakukan kegiatan penjualan yang agresif," kata Lida kepada BBC. Ia menolak untuk mengungkapkan volume penjualan absolut.
Sementara itu, perusahaan makanan lokal 2foods bulan lalu juga mengumumkan versi omurice - comfort food populer Jepang - nabati, menggunakan alternatif telur yang terbuat dari sayuran seperti wortel dan kacang cannellini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.