Jumat, 5 September 2025

Ricuh Kupang: Empat polisi luka dan mobil patroli dibakar, sampai kapan TNI-Polri bentrok?

Kericuhan di Kupang, NTT melibatkan sejumlah anggota TNI-Polri. Mengapa konflik anggota kedua institusi ini terus berulang?

Peristiwa pengrusakan terjadi setelah kericuhan di salah satu tribun Gedung Olahraga (GOR) Flobamora Oepoi Kupang.

Saat itu berlangsung pertandingan final Marcking Cup II antara Ranaka Polda melawan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang dimulai sekitar pukul 21.30 WITA.

Polisi Militer (POM) TNI Angkatan Darat yang melakukan pengamanan menegur pendukung tim futsal Polda NTT jelang akhir babak pertama. Pendukung tim futsal Polda NTT sangat penuh di tribun hingga ada yang melompat atau jatuh ke sisi lapangan karena berdesakan.

Johni Asadoma mengatakan hal tersebut menimbulkan selisih paham saat ada anggota polisi yang jatuh dari tribun dan diamankan anggota POM.

Setelahnya, POM yang bertugas mengamankan, meminta panitia menghentikan pertandingan babak pertama itu.

"Terjadi kesalahpahaman di situ dan terjadi bentrokan antar anggota Polri dan POM di dalam GOR," kata dia.

Permasalahan itu, lanjut Johni, sudah dianggap selesai di dalam stadion saat itu. Namun video-video mengenai insiden itu kadung tersebar hingga memicu kejadian krusial di luar stadion.

Apa kata saksi mata yang menyaksikan pertandingan?

Salah satu penonton yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pertandingan sempat ditunda karena terjadi perselisihan antara suporter dan pihak yang mengamankan pertandingan.

Ia tiba di GOR sekitar pukul 21.00 WITA, Rabu (19/04).

Tim pendukung Ranaka Polda NTT - yang umumnya anggota polisi - kata dia, juga membawa berbagai alat musik seperti drum dan terompet. Jumlah pendukung Ranaka Polda NTT lebih dominan dibandingkan pendukung tim futsal dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS.

Posisi babak pertama itu tim futsal Polda NTT unggul 5-4 atas tim futsal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS.

Keributan terjadi 49 detik jelang usai laga babak pertama.

Saksi yang tengah berada di tribun tim futsal Polda NTT saat itu tidak bisa melihat jelas karena banyaknya jumlah pendukung yang sudah saling dorong.

"Hanya nonton saja sendiri. Aman awalnya, tidak ada masalah apa-apa. Tapi semua merapat di pinggir tribun, kaget-kaget semua sudah baku dorong. Dari Ranaka yang paling banyak," paparnya.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan