Konflik Palestina Vs Israel
Peringatan Keras Biden ke Iran soal Perang Hamas vs Israel, Sebut Teheran Harus Berhati-hati
Presiden AS, Joe Biden memperingatkan Iran soal perang Hamas vs Israel. Biden mengatakan, Iran perlu berhati-hati jika terlibat dalam perang itu.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Iran agar tidak terlibat dalam perang Hamas dengan Israel.
Peringatan Joe Biden terhadap Iran ini dimaksudkan agar konflik regional tidak meluas.
Berbicara di hadapan pemimpin komunitas Yahudi di Washington pada Rabu (11/10/2023), Biden mengatakan penempatan kapal dan pesawat militernya di dekat Israel harus dilihat sebagai sinyal bagi Iran.
"Kami telah menegaskan kepada Iran: Berhati-hatilah," kata Biden, dikutip dari Reuters.
Menurut Biden, Iran kemungkinan besar mengetahui soal operasi militan Hamas melakukan serangan dadakan ke Israel.
Namun, laporan awal intelijen AS menunjukkan bahwa beberapa pimpinan Iran terkejut dengan pergerakan Hamas.
Baca juga: Korban Tewas Perang Israel Vs Palestina Bertambah Jadi 2.000 Jiwa Lebih, Hamas Bebaskan Sandera
WHO Sebut Rumah Sakit di Gaza Kekurangan Segalanya
Rumah sakit di Gaza saat ini tengah kerepotan dengan banyaknya korban jiwa akibat serangan Israel di wilayah tersebut.
Hal ini membuat rumah sakit di Gaza mengalami kekurangan segalanya, mulai dari perban hingga cairan infus, tempat tidur hingga obat-obatan penting.
"Ini hampir sama buruknya," kata Richard Brennan, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari The Guardian.
"Bukan hanya kerusakannya, kehancurannya. Itu adalah tekanan psikologis. Penembakan terus-menerus, hilangnya rekan kerja," lanjutnya.
Bahkan, lanjut Brennan, pada hari-hari biasa rumah sakit di Gaza kekurangan pasokan.
Baca juga: Eks-Analis CIA: 100 Persen Yakin Pejuang Hamas Pakai Senjata yang Dipasok AS dan Israel Sendiri
Arab Saudi dan Iran Bahas soal Perang Hamas-Israel

Untuk pertama kalinya, Arab Saudi dan Iran berbicara melalui sambungan telepon sejak pemulihan hubungan mereka pada bulan Maret.
Penguasa de facto Arab Saudi, Mohammad bin Salman dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi melakukan sambungan telepon untuk membahas perang antara Hamas dengan Israel.
Pejabat Saudi Press Agency (SPA) mengatakan, Pangeran Mohammad bin Salman mengatakan kepada Raisi bahwa Riyadh "berkomunikasi dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung".
Baca juga: Pejabat Israel Sebut Dugaan Rusia Bekingi Hamas Adalah Murni Konspirasi Tak Masuk Akal
Dikutip dari AP News, dia juga menekankan "posisi tegas kerajaan dalam mendukung perjuangan Palestina," katanya.
Kantor berita Iran, IRNA, juga melaporkan pembicaraan tersebut.
IRNA mengatakan bahwa keduanya membahas "perlunya mengakhiri kejahatan perang terhadap Palestina".
Ratusan Ribu Tentara Israel Mendekati Gaza

Krisis kemanusiaan dengan cepat terjadi di Gaza ketika mereka menghadapi pemboman Israel yang tiada henti.
Rumah sakit kewalahan dan kekurangan obat-obatan, pasokan medis, dan listrik, Médecins Sans Frontières memperingatkan.
Baca juga: Mau Apa Kapal Induk Super Terbaru AS di Israel? Cuma Pamer atau Ikut Bantai Gaza?
Israel telah membentuk pemerintahan darurat dan kabinet manajemen perang setelah serangan mendadak Hamas dan ratusan ribu tentara darat Israel berkumpul di dekat Jalur Gaza.
Mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz akan bergabung dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan saat ini Yoav Gallant dalam kabinet masa perang.
"Ada waktu untuk perang dan ada waktu untuk perdamaian. Sekarang adalah waktunya perang," kata Gantz, dikutip dari CNN.
Sementara itu, perundingan sedang dilakukan untuk mengizinkan warga sipil AS dan Palestina meninggalkan Gaza melalui Mesir ketika invasi darat akan terjadi.
Beberapa negara lain mengirimkan penerbangan untuk mengevakuasi warganya.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.