Populer Internasional: Serangan Udara di Rumah Sakit Gaza - Respons Putin saat Diremehkan Joe Biden
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya ledakan di rumah sakit di Gaza yang menewaskan sekitar 500 orang.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza menewaskan sekitar 500 orang, banyak di antaranya adalah pegungsi.
Buntut serangan tersebut, aksi protes meletus di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Sementara itu, mengenai pemilihan ketua DPR baru AS, Jim Jordan dari Partai Republik, menemui hambatan.
Selengkapnya, berikut kumpulan berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. 500 Orang Tewas akibat Serangan di Rumah Sakit Gaza, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui
Baca juga: Menlu Retno: Evakuasi 10 WNI di Jalur Gaza Belum Berhasil karena Situasi Sulit
Setidaknya 500 orang tewas dalam serangan udara di Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Jalur Gaza, Selasa (17/10/2023), kata para pejabat Palestina seperti dilansir Aljazeera.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan ledakan di rumah sakit tersebut disebabkan oleh serangan udara Israel.
Tetapi Israel menyebut ledakan itu adalah akibat serangan roket salah sasaran yang diluncurkan oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ).
PIJ membantah tuduhan tersebut.
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Ketika ketegangan terus meningkat, inilah yang perlu diketahui tentang serangan tersebut.
- Ratusan orang terbunuh
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 500 orang tewas dalam ledakan itu.
Sejauh ini angka tersebut merupakan angka kematian tertinggi dari setiap insiden di Gaza selama perang antara Israel dan Hamas saat ini.
Kementerian mengatakan ratusan korban lainnya masih berada di bawah reruntuhan.
2. Aksi Protes Meletus di Tepi Barat Buntut Serangan RS Gaza, Otoritas Palestina Tembakkan Gas Air Mata

Baca juga: Jihad Islam Palestina Bantah Tuduhan Israel soal Pelaku Serangan di RS Gaza
Ratusan orang menggelar aksi unjuk rasa di Tepi Barat yang diduduki Israel setelah serangan udara menewaskan ratusan orang di sebuah rumah sakit di Gaza.
Dilansir Al Jazeera, serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli al-Arab itu, menewaskan sekitar 500 orang menurut para pejabat.
Di kota Ramallah, tengah Tepi Barat, pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) atau Otoritas Nasional Palestina (PNA) menembakkan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan pengunjuk rasa pada hari Selasa (17/8/2023).
Perlu diketahui, Otoritas Palestina (PA) adalah badan pemerintahan yang mengontrol wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel sejak pertengahan tahun 90an.
Dibentuknya PA seharusnya membuka jalan menuju negara Palestina yang merdeka.
Namun saat ini Otoritas Palestina (PA) dianggap tidak mempunyai kekuatan nyata dan justru beroperasi di bawah kendali militer Israel.
3. Jim Jordan Kalah pada Putaran Pertama Pemungutan Suara Ketua DPR AS

Jim Jordan dari Partai Republik telah kehilangan suara pada putaran pertama pemilihan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS setelah mendapatkan tentangan dari partainya sendiri.
Mengutip dari BBC, Jordan memperoleh 200 suara pada pemungutan suara pertama pada hari Selasa, 17 Oktober 2023.
Sementara calon dari Partai Demokrat, Hakeem Jeffries dari New York, memperoleh suara lebih banyak dari Jordan yaitu 212.
Namun Partai Demokrat adalah partai minoritas di DPR, jadi itu tidak cukup.
Mengutip dari AP News, 20 anggota parlemen dari Partai Republik memilih kandidat selain Jordan.
Selain itu, banyak anggota yang memprotes pemecatan Kevin McCarthy sebagai ketua umum awal bulan ini dan proses yang telah dilakukan untuk menggantikannya.
Kelompok konsertvatif telah melancarkan kampanye tekanan yang kuat untuk membujuk pihak-pihak yang tidak mendukung Jordan.
Akan tetapi beberapa lainnya tampak bertekad untuk tidak memilihnya menjadi ketua DPR AS.
4. Respons Putin saat Diremehkan Joe Biden: Dia Politisi Ulung tapi Sulit Hargai Orang

Baca juga: Jokowi Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di China
Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang merendahkannya.
Menurutnya, Presiden AS itu masih perlu banyak belajar untuk menghormati orang lain.
“Seseorang harus belajar, dan kemudian tidak akan ada keinginan untuk merendahkan siapa pun, karena hal itu akan menimbulkan masalah," kata Putin di Beijing, saat ia menghadiri Forum Internasional Belt and Road, Selasa (17/10/2023).
"Mereka perlu belajar untuk menghormati orang lain dan tidak ada yang harus ditekan," kata Putin.
Vladimir Putin mengakui Joe Biden adalah politis yang berpengalaman, namun harus tahu cara menghormati orang dan negara lain.
“Saya percaya Biden tentu saja adalah salah satu politisi paling berpengalaman di dunia secara keseluruhan – dalam hal waktu yang dihabiskan di eselon atas kekuasaan. Dia telah berkecimpung dalam politik sejak lama," kata Putin, dikutip dari laman resmi Kremlin, President of Russia.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.