Selasa, 2 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan Lawan Houthi yang Bahayakan Satu Dunia Demi Israel

belum ada kepastian kalau armada Barat pimpinan AS yang berkumpul di sepanjang pantai Yaman dapat mengalahkan Houthi secara militer

US CENTCOM
Kapal induk Amerika Serikat, USS Dwight D Eisenhower melewati Selat Hormuz menuju perairan Teluk. Gambar diambil pada 26 November 2023. 

Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan yang Bahayakan Satu Dunia Hanya Demi Israel

TRIBUNNEWS.COM - Gejolak situasi di Laut Merah dan Yaman, mempunyai potensi sangat nyata untuk melampaui dampak perang di Ukraina dan invasi Gaza, baik dari segi militer maupun ekonomi, dalam skala global.

Analisis itu dilontarkan Russell Bentley analis perang yang juga koresponden Sputnik dalam analisisnya yang membahas cawe-cawe Amerika Serikat (AS) secara langsung di perairan teluk, khusunya di Laut Merah.

Analisis ini bersandar pada langkah AS membuat koalisi militer dalam bentuk Satuan Tugas (Satgas) Maritim di Laut Merah.

Tindakan AS ini dipicu oleh aksi Angkatan Bersenjata Yaman serta kelompok milisi Ansarallah Houthi Yaman yang memblokade jalur perairan di Laut Merah bagi kapal-kapal berentitas Israel.

Baca juga: Laut Merah Membara, Arab Saudi Diuji: Tunduk Pada Perintah AS atau Berdamai dengan Yaman

Bentley menganggap langkah AS ini justru akan memicu perluasan perang di kawasan. Celakanya, kata Bentley, jika perang meluas di Timur Tengah, hal itu akan menjadi peperangan yang tidak bisa dimenangkan oleh AS.

"Keangkuhan dan kebodohan rencana AS untuk membuka konflik lain yang tidak dapat mereka menangkan, dan hal tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa selain kehancuran perekonomian dunia yang hanya dapat digambarkan sebagai tindakan kriminal yang tidak masuk akal," kata Bentley dikutip Rabu (20/12/2023).

Bentley menjelaskan, dalam surat baru-baru ini kepada “Dear America”, para pemimpin Houthi menulis, agar AS bisa bijak dalam mengambil keputusan.

Permohonan desperate untuk melakukan refleksi. Konsekuensinya sangat mengerikan, dan tanggung jawab ada di tangan para penjaga impian Amerika. Berhati-hatilah, karena jalan yang Anda ambil membawa konsekuensi yang berat. , bergema melintasi lautan dan benua. Pilihlah dengan bijak..." tulis Bentley mengutip unggahan Houthi.

Dari tulisan menohok Houthi buat AS itu, Bentley menilai saat ini opsi yang tersedia adalah antara diakhirinya tragedi kemanusiaan di Gaza atau meningkatkan konflik menjadi perang yang mempunyai konsekuensi global.

"AS telah mengumumkan niatnya untuk memilih opsi kedua. Ini adalah sebuah pilihan yang mana rakyat Amerika, jika mereka membiarkannya terjadi, akan sangat menderita," kata dia.

Sebagai informasi, AS dan Inggris telah memindahkan setidaknya 24 kapal tempur ke laut lepas pantai Yaman, dengan dalih tujuan untuk melindungi jalur pelayaran global.

Baca juga: Ansarallah Houthi Yaman Tantang AS Cs, Iran Peringatkan Bakal Ada Banjir Darah di Laut Merah 

Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. Sebuah rudal jelajah berbasis darat yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi menghantam sebuah kapal tanker komersial.
Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. Sebuah rudal jelajah berbasis darat yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi menghantam sebuah kapal tanker komersial. (tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews)

"Ini bohong. Kelompok Houthi telah dengan jelas menyatakan bahwa, pertama, mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang melayani kepentingan Israel, dan bahwa semua pelayaran lainnya tidak berada dalam ancaman," kata Bentley dalam ulasannya.

Fakta kedua, sambungnya, Houthi bersedia menghentikan semua operasi militer terhadap pelayaran Israel segera setelah Israel menghentikan serangan terhadap Gaza dan Tepi Barat.

"HANYA pelayaran Israel yang berada di bawah ancaman, dan HANYA pelayaran Israel yang dikerahkan oleh pasukan angkatan laut AS dan Inggris untuk dilindungi. Namun dengan memperburuk situasi di Laut Merah, mereka membahayakan SEMUA pelayaran yang melewati Laut Merah dan Terusan Suez," kata Bentley. 

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan