Senin, 8 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Alot, Hamas Tetap Minta Israel Angkat Kaki dari Gaza, Netanyahu Cuma Beri Dua Pilihan

Pertemuan Hamas dan Israel di Mesir terkait gencatan senjata masih berjalan alot. Keduanya bersikukuh dengan permintaan masing-masing.

Muhammad ABED / AFP
Warga Palestina memeriksa puing-puing setelah pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 21 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. Pertemuan Hamas dan Israel di Mesir terkait gencatan senjata masih berjalan alot. Keduanya bersikukuh dengan permintaan masing-masing. 

TRIBUNNEWS.COM - Pertemuan di Mesir terkait gencatan senjata di Gaza per Kamis (22/12/2023) waktu setempat masih berjalan alot.

Berdasarkan laporan AFP, Israel masih bersikukuh untuk menolak permintaan Hamas agar menghentikan perang sebelum membebaskan para tahanan di Gaza.

Terkait permintaan ini, seorang pejabat Hamas mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata dan pasukan Israel agar angkat kaki dari Gaza merupakan syarat negosiasi yang serius.

Namun, tawaran Hamas itu sudah berulang kali ditolak oleh Israel.

Penolakan itu salah satunya juga dilontarkan oleh Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca juga: Rugi Besar, Israel Tarik Brigade Golani dari Gaza, Hamas Unggul Lawan Pasukan Elit

Dikutip dari Times of Israel, Netanyahu bersikukuh untuk tetap memusnahkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera Israel di Gaza.

"Kami akan terus berperang sampai menang. Kami tidak akan menghentikan perang sampai kami mencapai semua tujuannya yaitu menuntaskan penghancuran Hamas dan membebaskan semua sandera kami," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Netanyahu juga menegaskan sikapnya dengan hanya memberikan dua pilihan kepada Hamas yaitu menyerah atau mati.

"Mereka tidak memiliki dan tidak akan memiliki opsi lainnya," kata Netanyahu.

Kendati demikian, dikutip dari BBC, ada pernyataan lain pula dari Hamas bahwa ada keputusan nasional untuk tidak membicarakan pertukaran tahanan jika agres Israel tidak segera dihentikan.

Tentu, pernyataan Hamas ini menempatkan Israel dalam posisi sulit.

Pasukan Israel mengungkapkan bahwa cara terbaik untuk membebaskan para sandera adalah lewat serangan militer kepada Hamas atau melakukan operasi penyelamatan.

Namun, upaya dengan pendekatan militer seperti itu tidak efektif.

Operasi hingga serangan militer Israel ke Hamas hanya mampu membebaskan satu sandera yaitu bernama Ori Megidish.

Ditambah, posisi pemerintah Netanyahu pun kini tengah goyah ketika keluarga para sandera Israel mengatakan bahwa strategi kekerasan lewat operasi dan serangan militer tidak berhasil.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan