Kamis, 4 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Joe Biden Ditekan untuk Serang Pangkalan Houthi di Yaman, tapi Masih Ragu

Laut Merah semakin memanas, Presiden AS Joe Biden rupanya ditekan untuk menyerang langsung ke pangkalan Houthi di Yaman, tapi masih ada keraguan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden menunggu pertemuan dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada hari terakhir Pekan Pemimpin Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California, pada 17 November 2023. Laut Merah semakin memanas, Presiden AS Joe Biden rupanya ditekan untuk menyerang langsung ke pangkalan Houthi di Yaman, tapi masih ada keraguan. 

Sebelumnya, pemerintahan Biden terus-menerus berbicara tentang perlunya menghindari eskalasi perang Israel-Hamas menjadi konflik regional yang lebih luas.

Seorang anggota penjaga pantai Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional menaiki kapal patroli di Laut Merah di lepas pantai kota Mokha yang dikuasai pemerintah di provinsi Taiz barat, dekat Selat Bab al-Mandab yang strategis, pada 12 Desember 2023. Angkata Bersenjata Yaman yang terafiliasi kelompok Ansarallah Houthi memblokade Laut Merah bagi kapal-kapal entitas Israel.
Seorang anggota penjaga pantai Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional menaiki kapal patroli di Laut Merah di lepas pantai kota Mokha yang dikuasai pemerintah di provinsi Taiz barat, dekat Selat Bab al-Mandab yang strategis, pada 12 Desember 2023. (Khaled ZIAD / AFP melalui Getty Images)

Baca juga: 17 Perusahaan Pelayaran Bereaksi terhadap Serangan Houthi di Laut Merah

Serangan terhadap kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah belum memperluas konflik, kata Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon pada awal Desember lalu, mengutip PBS.

Jadi tidak jelas apakah serangan yang ditargetkan terhadap gudang senjata Houthi atau lokasi serupa – yang juga mendapat dukungan Iran – akan melewati batas dan memicu perang yang lebih luas.

“Kami akan terus berkonsultasi dengan sekutu dan mitra internasional mengenai cara yang tepat untuk melindungi pelayaran komersial yang melewati wilayah tersebut, dan pada saat yang sama memastikan kami melakukan apa yang perlu kami lakukan untuk melindungi pasukan kami,” kata Ryder.

Siapakah Houthi dan Apa yang Terjadi di Yaman?

 Mengutip PBS, kelompok militan Houthi menguasai wilayah utara Yaman dan merebut ibu kota, Sanaa, pada tahun 2014, sehingga memicu perang sengit.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada tahun 2015 untuk mencoba mengembalikan pemerintahan Yaman yang diasingkan dan diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan.

Perang selama bertahun-tahun melawan koalisi pimpinan Saudi berubah menjadi perang proksi antara Arab Saudi dan Iran, yang menyebabkan kelaparan dan kesengsaraan yang meluas di Yaman, negara termiskin di dunia Arab.

Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk pejuang dan warga sipil, dan menciptakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia, yang menewaskan puluhan ribu lainnya.

Gencatan senjata secara teknis berakhir lebih dari setahun yang lalu, hingga kini masih dipatuhi.

Arab Saudi dan Houthi telah melakukan beberapa pertukaran tahanan.

Seorang pria Yaman memegang foto pemimpin gerakan Houthi Abdul-Malik al-Houthi selama demonstrasi yang diselenggarakan oleh gerakan Houthi untuk menuntut pemerintah membatalkan keputusan membatasi subsidi bahan bakar pada 20 Agustus 2014
Seorang pria Yaman memegang foto pemimpin gerakan Houthi Abdul-Malik al-Houthi selama demonstrasi yang diselenggarakan oleh gerakan Houthi untuk menuntut pemerintah membatalkan keputusan membatasi subsidi bahan bakar pada 20 Agustus 2014 (AFP PHOTO / MOHAMMED HUWAIS)

Baca juga: Lawan Houthi, Inggris Siap Lancarkan Serangan Rudal hingga Libatkan Pesawat Tempur

Delegasi Houthi diundang ke perundingan perdamaian tingkat tinggi di Riyadh pada bulan September sebagai bagian dari upaya perdamaian yang lebih luas yang dicapai kerajaan tersebut dengan Iran.

Meskipun mereka melaporkan “hasil positif”, namun masih belum ada perdamaian permanen.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan