Jumat, 7 November 2025
Deutsche Welle

Nicolas Maduro Klaim Kemenangan dalam Pemilu Presiden di Venezuela

Nicolas Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Venezuela pada hari Minggu (29/07) , tetapi pihak oposisi dan beberapa…

Deutsche Welle
Nicolas Maduro Klaim Kemenangan dalam Pemilu Presiden di Venezuela 

Nicolas Maduro memenangkan pemilihan ulang dengan 51,2 persen suara, sementara kandidat oposisi Edmundo Gonzalez Urrutia memperoleh 44,2 persen, setelah lebih 80 persen suara dihitung, demikian pengumuman komisi pemilihan umum Venezuela.

Maduro, yang berusia 61 tahun, menyampaikan pidato di hadapan para pendukungnya di istana presiden, beberapa menit setelah pengumuman hasil pemilu.

"Saya dapat katakan, di hadapan rakyat Venezuela dan dunia, saya adalah Nicolas Maduro Moros, presiden terpilih kembali Republik Bolivarian Venezuela," kata Maduro.

"Akan ada perdamaian, stabilitas, dan keadilan. Perdamaian dan penghormatan terhadap hukum," tegasnya.

Penolakan oposisi

Namun, koalisi oposisi Venezuela bersikeras mereka telah memperoleh 70 persen suara. Mereka menolak angka dari komisi pemilihan bentukan pemerintah.

"Kami ingin mengatakan kepada seluruh Venezuela dan dunia bahwa Venezuela memiliki presiden terpilih baru dan (kandidat) itu adalah Edmundo Gonzalez Urrutia," kata pemimpin oposisi Maria Corina Machado kepada wartawan, seraya menambahkan: "Kami menang."

Presiden Kosta Rika Rodrigo Chaves juga mengecam hasil resmi tersebut sebagai "kecurangan," sementara presiden Cile menggambarkannya sebagai hal yang "sulit dipercaya." Peru mengumumkan telah memanggil duta besarnya untuk berkonsultasi mengenai hasil pemilu tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan ada "kekhawatiran serius" bahwa hasil tersebut tidak mencerminkan keinginan para pemilih Venezuela.

Jajak pendapat independen telah memperkirakan pemungutan suara hari Minggu (28/07) akan mengakhiri "Chavismo" selama 25 tahun, gerakan populis yang didirikan oleh pendahulu dan mentor sosialis MNicolas aduro, mendiang Hugo Chavez.

Sejak 2013, Maduro telah memimpin negara minyak yang dulunya kaya raya tersebut, di mana pendapatan domestik brutto (PDB) turun hingga 80 persen dalam satu dekade, serta mendorong lebih dari tujuh juta dari 30 juta warganya beremigrasi. Maduro dituduh memenjarakan para kritikus dan melecehkan oposisi dan memerintah secara otoriter.

Presiden petahana Nicolas Maduro dicalonkan oleh Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) yang berkuasa dan didukung oleh aliansi partai dan gerakan Simon Bolivar, Kutub Patriotik Hebat, yang mencakup PSUV. Komisi Pemilu mendaftarkan Maduro sebagai kandidat. Sementara Edmundo Gonzalez didaftarkan sebagai kandidat oposisi yang membentuk koalisi Unitary Platform. Gonzalez maju sebagai kandidat, setelah pemimpin oposisi utama Maria Corina Machado dilarang mencalonkan diri oleh pemerintah karena dituduh terlibat korupsi.

Machado, yang berkampanye di mana-mana untuk Gonzalez, telah mendesak para pemilih pada hari Minggu (28/07) untuk tetap "berjaga-jaga" di tempat pemungutan suara mereka pada "jam-jam yang menentukan" penghitungan suara di tengah kekhawatiran yang meluas akan kecurangan.

Maduro sebelumnya telah memperingatkan akan "pertumpahan darah" jika ia kalah. Menolak hasil jajak pendapat, pemerintah mengandalkan angka-angkanya sendiri untuk menegaskan Maduro akan mengalahkan Gonzalez, mantan diplomat berusia 74 tahun yang kurang dikenal.

Maduro mengandalkan aparat pemilu yang loyal, kepemimpinan militer, dan lembaga negara dalam sistem patronase politik yang mapan.

Pada hari Jumat (27/07), sebuah LSM Venezuela mengatakan pemerintahan di Caracas menahan 305 "tahanan politik" dan telah menangkap 135 orang yang terkait dengan kampanye oposisi sejak Januari.

Sumber: Deutsche Welle
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved