Jumat, 7 November 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

AS Gempur Kapal di Laut Karibia, 3 Orang Tewas, Trump Disebut Beri Perintah Langsung

Militer AS menembak satu kapal di Karibia, menewaskan 3 orang; Pentagon klaim serangan atas perintah Trump, kritik hak asasi mengemuka.

Tangkapan layar: Departemen Pertahanan AS
Tangkapan layar rekaman serangan terhadap kapal yang diduga penyelundup narkoba yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada 6 November 2025 [Tangkapan layar: Departemen Pertahanan AS] 

Ringkasan Berita:
  • Militer AS menggempur kapal di perairan internasional Karibia atas perintah Presiden Donald Trump, menewaskan tiga orang, kata Menteri Pertahanan Pete Hegseth.
  • Serangan ini bagian dari operasi sejak September yang telah menewaskan lebih dari 60 orang.
  • Hegseth bersumpah akan terus menyerang hingga “teroris narkotika” berhenti meracuni rakyat Amerika.

TRIBUNNEWS.COM - Kawasan perairan internasional Karibia kembali memanas.

Militer Amerika Serikat (AS) baru-baru ini melancarkan serangan terhadap sebuah kapal di perairan internasional Karibia.

Menurut Kementerian Pertahanan AS,  operasi ini menewaskan tiga orang pada Kamis malam.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth mengatakan serangan itu dilakukan atas arahan Presiden Donald Trump dan menargetkan “kapal yang dioperasikan oleh Organisasi Teroris yang Ditunjuk”.

Dalam pernyataannya di platform X, Hegseth memposting klip berdurasi sekitar 20 detik yang ia sebut tidak rahasia, menunjukkan kapal tersebut terpukul oleh amunisi dan meledak saat melaju di laut.

Ia menegaskan serangan-serangan serupa akan terus berlanjut sampai apa yang disebutnya “teroris narkotika” berhenti “meracuni rakyat Amerika”.

Menurut pernyataan pejabat pertahanan, ini merupakan serangan terbaru dalam serangkaian operasi AS sejak awal September yang telah menewaskan lebih dari 60 orang dan menghantam sedikitnya 18 kapal — termasuk perahu cepat dan satu kapal semi-submersible — di Laut Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur.

Tuduhan, Bukti, dan Kritik Hukum

Pemerintahan Trump belum memublikasikan bukti publik yang menjelaskan dasar klaim bahwa kapal-kapal yang diserang dioperasikan oleh kartel narkoba atau organisasi yang ditunjuk sebagai teroris.

Pernyataan Hegseth menyebut kepatuhan terhadap perintah presiden, tetapi rincian intelijen yang mendasari tindakan tersebut belum dibuka ke publik.

Kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Volker Türk, menyebut serangkaian serangan itu sebagai “pembunuhan di luar hukum” dan menyerukan penjelasan mengenai dasar hukum tindakan mematikan di perairan internasional.

Sejumlah anggota kongres AS — termasuk mayoritas dari Partai Demokrat dan beberapa tokoh senior Partai Republik — juga menuntut klarifikasi dari Gedung Putih tentang legalitas operasi tersebut.

Baca juga: Amerika Semena-mena di Karibia, Venezuela Minta Bantuan Militer ke Rusia, Moskow Kirim Rudal?

Reaksi Regional dan Politik Dalam Negeri AS

Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengecam kampanye militer AS di Karibia, menuduh Washington mencoba menggoyang stabilitas rezimnya.

Maduro, yang sejauh ini juga dituduh oleh pemerintahan AS terkait jaringan narkoba, menyatakan operasi militer dan penambahan kekuatan angkatan laut AS di kawasan itu sebagai upaya campur tangan politik.

Di dalam negeri, upaya Senat untuk membatasi kemampuan eksekutif melancarkan serangan terhadap Venezuela tanpa otorisasi Kongres gagal pada hari yang sama.

Proposal pembatasan itu ditolak tipis oleh Senat dengan suara 51-49.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved