Konflik Rusia Vs Ukraina
Korea Utara Bermanuver, Moncong Rudal Rusia Kini Beberapa Mil dari Pangkalan Militer Strategis AS
Manuver Korea Utara itu membuat moncong rudal-rudal Rusia kini berada cuma beberapa mil dari pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Selain sistem lama ini, Korea Utara telah mengerahkan artileri antipesawat, seperti ZSU-23-4 Shilka dan Type 80, yang utamanya ditujukan untuk menargetkan pesawat yang terbang rendah. ZSU-23-4 adalah sistem senjata gerak sendiri berpemandu radar rancangan Soviet, yang dapat menyerang pesawat pada jarak hingga 2 kilometer.
Meskipun efektif terhadap target yang bergerak lambat atau di ketinggian rendah, sistem ini tidak memiliki presisi yang dibutuhkan untuk melawan ancaman udara modern, terutama jet yang bergerak cepat atau pesawat tanpa awak yang canggih. Type 80, sistem yang diproduksi di dalam negeri, tampaknya merupakan versi modifikasi dari desain Soviet yang lebih lama, meskipun detail kinerjanya masih belum jelas.
Meskipun senjata ini dapat memberikan pertahanan wilayah, jangkauan dan efektivitasnya yang terbatas terhadap pesawat modern membuatnya kurang dapat diandalkan sebagai garis pertahanan utama.
Sistem rudal 4K11, warisan Soviet lainnya, merupakan bagian dari pertahanan pesisir Korea Utara tetapi telah diadaptasi untuk digunakan dalam pertahanan udara juga.
Rudal jelajah ini dimaksudkan untuk menargetkan pesawat, tetapi perannya dalam jaringan pertahanan udara terpadu dibatasi oleh jangkauannya yang relatif pendek dan kecepatannya yang lebih lambat dibandingkan dengan sistem kontemporer.
Demikian pula, penggunaan sistem SAM bergerak oleh Korea Utara seperti 9K33 Osa, sistem era Soviet, menawarkan fleksibilitas dalam penerapannya tetapi sekali lagi dibatasi oleh teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Sistem bergerak ini memiliki jangkauan terbatas [sekitar 15-20 kilometer] dan tidak memiliki presisi dan kecepatan yang dibutuhkan untuk melawan ancaman udara modern seperti pesawat siluman atau rudal jelajah canggih.
Dalam hal sensor dan radar, Korea Utara menggunakan kombinasi sistem Soviet dan China yang lebih tua, bersama dengan beberapa desain dalam negeri. Radar SNR-75 “Fan Song”, yang digunakan dengan SA-2 dan sistem rudal lainnya, menyediakan pelacakan target dan panduan rudal tetapi tidak memiliki fitur canggih dari sistem radar modern.
Radar ini rentan terhadap gangguan dan relatif mudah dideteksi dan dinetralisir oleh teknik peperangan elektronik yang lebih canggih. Selain itu, Korea Utara diketahui menggunakan sistem radar P-18, yang merupakan jenis radar 2D yang menawarkan kemampuan deteksi pada jarak menengah.
Akan tetapi, sistem ini tidak memiliki fitur pelacakan presisi dan multitarget seperti radar baru, yang secara signifikan membatasi kemampuannya untuk melawan pesawat siluman atau rudal berkecepatan tinggi.
Meskipun ada upaya untuk mengembangkan sistem yang lebih baru, jaringan pertahanan udara Korea Utara kesulitan dalam mengintegrasikan dan mengoordinasikan berbagai platformnya. Sistem tersebut sering kali terisolasi, dengan interkonektivitas terbatas antara radar, pusat komando, dan platform rudal.
Fragmentasi ini mencegah Korea Utara menciptakan perisai pertahanan udara yang terintegrasi sepenuhnya yang mampu secara efektif melawan ancaman udara modern.
Ketergantungan negara itu pada teknologi lama, termasuk sistem radar yang tidak dapat melacak banyak target secara efektif, semakin mengurangi efektivitas jaringan pertahanan udaranya.
Meskipun Korea Utara telah membuat langkah maju dalam mengembangkan sistem pertahanan udaranya sendiri, termasuk KN-06, negara itu masih jauh tertinggal dari negara lain dalam hal teknologi dan kemampuan.
Keterbatasan dalam presisi radar, kendali rudal, dan integrasi sistem membuat Korea Utara rentan terhadap berbagai ancaman udara modern.
Oleh karena itu, negara tersebut terus berupaya mendapatkan sistem pertahanan canggih dari luar negeri, termasuk akuisisi potensial dari Rusia, untuk memodernisasi dan meningkatkan kemampuan pertahanannya. Namun, tantangannya tetap ada: Korea Utara harus mengatasi kesenjangan teknologi yang signifikan agar dapat menyamai sistem pertahanan udara yang digunakan oleh negara-negara tetangga dan musuhnya.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.301: Pussy Riot Dihukum Penjara In Absentia |
---|
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
---|
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.