Konflik Palestina Vs Israel
Gaza Kembali Membara, Sniper Al Qassam Robohkan IDF di Jabalia, Israel Dibombardir dari Khan Yunis
Jalur Gaza, baik di Selatan maupun di Utara kembali menyalakan pertempuran dengan pasukan Israel seiring kembali pecahnya pertempuran di front utara
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Dalam pengumuman perintah evakuasi ke warga sipil Palestina di dua wilayah Gaza tersebut, IDF menyatakan akan mengerahkan 'kekuatan besar' pasukan dalam operasi militernya.
Satu di antara kekuatan besar itu rupanya menyertakan pasukan buldozer saat tentara IDF mulai menyerbu daerah Al-Farahin, sebelah timur Abasan Al-Kabira, di Khan Yunis, Gaza Selatan, pada Sabtu (11/5) pagi silam.
"Sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa pasukan pendudukan melakukan operasi buldoser besar-besaran di daerah tersebut," tulis laporan Khaberni.
Khan Yunis merupakan area penting bagi IDF untuk dikuasai.
Pengerahan buldozer dalam sebuah operasi pembongkaran besar-besaran menyiratkan strategi perang untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah perlindungan pasukannya saat menggempur total Rafah.
Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas

Sebagai catatan, Rafah dan Khan Yunis hanya berjarak sekitar 8 mil atau 7 Kilometer, perimeter ideal bagi basis pasukan untuk maju dan mundur dari dan ke lokasi pertempuran.
"Mereka untuk mengubahnya menjadi daerah perlindungan potensial sehubungan dengan pembicaraan tentang Pertempuran Rafah, serta keinginan untuk beristirahat dan memulihkan kesiapan pasukan Israel," papar Pakar militer dan strategis, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi.
Meski membombardir Khan Yunis, Israel tidak sepenuhnya menguasai wilayah tersebut. Tercatat, serangan-serangan sergapan milisi perlawanan Palestina membuat banyak prajurit IDF roboh.
Baca juga: Mundur Tanpa Hasil, Ini yang Bikin Tentara Israel Gagal di Khan Yunis, Mati Kutu di Perang Kota

Hamas Akan Mati-matian Bertahan di Rafah
Seiring rencana IDF melancarkan operasi militer skala besar di Rafah, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan, mengutip sumber-sumber di tentara Israel, kalau gerakan Hamas akan mempertahankan garis perlawanannya di kota tersebut.
"Hamas akan tetap berada di Rafah bahkan jika operasi militer terus berlanjut di seluruh kota, dan tidak ada solusi ajaib," tulis laporan tersebut.
Ini artinya, Rafah akan menjadi medan perang yang sangat berbahaya bagi jutaan pengungsi yang masih terperangkap di kota tersebut.
Terlebih, negosiasi pertukaran sandera antara Hamas dan Israel, berstatus mati suri -kalau tidak mau dibilang terhenti- karena aksi invasi Israel yang duluan menyerang Rafah Timur dan menembus titik penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir.
Baca juga: Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Israel: Kami Tak Langgar Perjanjian Damai dengan Mesir

Hamas: Israel Memang Mau Perang Diperpanjang
Adapun gerakan Perlawanan Hamas terkait kelanjutan negosiasi pertukaran tahanan itu menegaskan, mereka merespons upaya para mediator secara bertanggung jawab dan positif.
Hamas mengklaim, juga sudah menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk tercapainya kesepakatan.
Hamas menuntut agar gencatan senjata dilakukan secara permanen, penarikan komprehensif pasukan musuh dari seluruh Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi dalam kebebasan penuh, dan pertukaran tahanan melalui kesepakatan serius dan nyata yang mengakhiri penderitaan semua tahanan Palestina di penjara-penjara pendudukan.
Konflik Palestina Vs Israel
Trump Janji Stop Perang Gaza, Agresi Israel ke Palestina Bakal Rampung dalam Dua Pekan |
---|
Apa Itu Ketuk Ganda? Strategi Israel Serang RS Nasser di Khan Yunis yang Tewaskan Nakes & Jurnalis |
---|
Unit Militer Israel Geram atas 'Penyesalan' Netanyahu terkait Serangan RS Nasser |
---|
Paus Leo XIV Minta Israel dan Hamas segera Berdamai dan Lepas Masing-masing Sandera |
---|
Pasukan Darat Israel Sudah Buka Jalan ke Kota Gaza, Serbuan Besar-besaran Segera Terjadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.